Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi polisi. (unsplash.com/Madrosah Sunnah)
Ilustrasi polisi. (unsplash.com/Madrosah Sunnah)

Intinya sih...

  • Penyelidikan penyebab kematian Vian Ruma sedang berlangsung, termasuk pemeriksaan terhadap ibu korban dan saksi.

  • HP korban diamankan untuk mengungkap petunjuk penting terkait kematiannya di gubuk tua di pinggir pantai.

  • Keluarga korban telah melaporkan kematian Vian yang dianggap tidak wajar dan masih menunggu persetujuan keluarga untuk autopsi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Polisi sementara mendalami penyebab kematian Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30), aktivis penolak geotermal di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Aktivis ini tewas dengan leher terikat dalam sebuah gubuk tua di pinggir pantai.

Kapolres Nagekeo Rachmat Muchamad Salihi melalui Kapolsek Nangaroro, Iptu Juliardi Sinambela, mengungkap proses penyelidikan yang telah mereka saat dikonfirmasi Kamis (25/9/2025).

Vian sendiri aktif sebagai pengurus Komite Eksekutif Daerah (KED) Nagekeo untuk Koalisi Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI). Belakangan ia dikenal karena menyuarakan penolakan terhadap proyek geotermal di Nusa Tenggara Timur (NTT).

1. Periksa orangtua korban dan saksi

ilustrasi garis polisi (pexels.com/kat wilcox)

Penyelidikan sampai saat ini masih berlangsung dan pada Rabu (24/9/2025) mereka telah melakukan pemeriksaan terhadap ibu korban, Vian Ruma.

"Kemarin penyelidik ke Kampung Ngera, Nagekeo, untuk mengambil keterangan ibu kandung dari almarhum," jawabnya dalam pesan singkat.

Dalam beberapa hari ke depan ini, lanjut dia, pihaknya juga ada beberapa rencana penyelidikan yang dilakukan. Terkait agenda itu masih belum bisa dirincikannya.

Untuk keterangan sesuai tindak lanjut, penyelidik pun masih tetap melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang sekiranya perlu dimintai keterangan.

"Kami masih menunggu persetujuan keluarga untuk autopsi dan telah meminta keterangan dari 21 orang, termasuk rekan kerja, kerabat, dan keluarga korban," kata dia.

2. HP korban diperiksa

ilustrasi handphone (https://unsplash.com/@gilleslambert)

Salah satu fokus penyelidikan adalah pemeriksaan handphone milik korban yang juga adalah guru matematika di SMPN 1 Nangaroro ini.

"Handphone korban telah diamankan untuk mengungkap petunjuk penting terkait kematiannya," kata Iptu Juliardi sebelumnya, usai audiensi dengan keluarga korban di aula vicon Polres Nagekeo beberapa hari lalu.

Ia menyebut HP korban masih dianalisis dan diharapkan menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian Vian pada 5 September 2025 di sebuah gubuk tua di Wodo Mau, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro.

3. Keluarga sudah bikin laporan

Pertemuan keluarga Vian Ruma dan Polres Nagekeo. (Dok Polres Nagekeo)

Keluarga korban, dalam audiensi, menyampaikan terima kasih atas penerimaan polisi dan berharap penyelidikan dilakukan secara profesional hingga tuntas. Mereka juga telah melaporkan kematian Vian yang dianggap tidak wajar.

Vian sendiri terakhir kali terlihat pada 2 September oleh rekannya dan juga kepala sekolah. Ia izin berangkat ke kegiatan Mbay Youth Day atau pertemuan Orang Muda Katolik Kevikepan Mbay di Kecamatan Keo Tengah. Ia sendiri menjadi panitia kegiatan tersebut.

Setelahnya, Vian tak lagi berkabar hingga ditemukan 3 hari kemudian. Jasadnya ditemukan dalam gubuk itu oleh seorang sopir pikap yang kebetulan sedang beristirahat untuk makan siang.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Nagekeo, Iptu Leonardo Marpaung, menyatakan penyebab kematian Vian belum dapat disimpulkan karena jasad telah dikuburkan sebelum autopsi dilakukan. Polisi masih menunggu persetujuan keluarga untuk autopsi guna memperjelas penyebab kematian.

Editorial Team