Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251009-WA0031.jpg
Ilustrasi bangunan yang menjorok ke laut di Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pembangunan helipad untuk pendaratan helikopter wisata di Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, diduga melanggar aturan. Helipad itu dibangun salah satu perusahaan yang menyediakan penyewaan helikopter dari Bali menuju Gili Trawangan.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB Ahmadi mengatakan pembangunan helipad tersebut menjorok ke laut. Sehingga menyebabkan abrasi pantai yang berada di sebelahnya.

"Bangunannya menjorok ke laut. Dampaknya di Hotel Pondok Santi dulu banyak pasir putih dan vegetasinya. Sekarang itu habis tergerus," ungkap Ahmadi di Mataram, Kamis (9/10/2025).

1. Terima laporan dari pengelola hotel di Gili Trawangan

Plt Kepala Dinas LHK NTB Ahmadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ahmadi mengatakan pihaknya mendapat laporan dari pengelola hotel di Gili Trawangan terkait abrasi akibat pembangunan helipad tersebut. Dia juga mengaku telah turun ke lapangan melakukan pengecekan.

Dari hasil pengecekan, bahwa memang terjadi abrasi yang cukup parah. "Pasir di sana sudah habis sampai jalannya juga sudah rusak," tuturnya.

2. Rencanakan panggil perusahaan yang bangun helipad

Ilustrasi abrasi di Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ahmadi menambahkan Dinas LHK NTB akan memanggil perusahaan yang membangun helipad tersebut. Menurutnya, pembangunan helipad yang menjorok ke laut melanggar aturan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB itu, belum mengetahui apakah pembangunan helipad itu telah melalui kajian AMDAL atau tidak. Dia akan mengecek izin lingkungan dan aturan terkait tata bangunan.

3. Abrasi pantai di kawasan Gili Matra cukup parah

Kawasan konservasi Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia mengungkapkan abrasi pantai di kawasan Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan (Matra) cukup parah. Hal itu dipicu banyaknya bangunan yang menjorok ke laut. Jika persoalan ini tidak segera ditangani, maka kawasan Gili Matra terancam semakin mengecil.

"Setelah saya cek di lapangan, itu penyebabnya banyak bangunan yang menjorok ke laut. Sehingga ada pantai yang maju, tapi pantai disebelahnya pasti mundur (abrasi)," kata dia.

Selain persoalan abrasi pantai di Gili Matra, masalah sampah juga perlu menjadi perhatian. Karena produksi sampah di Gili Trawangan saat ini mencapai 18 ton per hari. Sementara sampah yang bisa ditangani baru 5 ton per hari.

"Jalan keluarnya bagaimana Pemda Lombok Utara membantu moda transportasi berupa kapal pengangkut sampah yang membawa sampah ke daratan. Supaya sampah tidak banyak terakumulasi," sarannya.

Editorial Team