Peternak di Lotim Keluhkan Anjloknya Harga Kambing

Lombok Timur, IDN Times - Peternak kambing di Lombok Timur (Lotim) keluhkan anjloknya harga kambing. Anjloknya harga kambing saat ini merupakan yang terparah yang pernah terjadi.
Dengan kondisi saat ini, peternak kambing di Lotim hanya bisa pasrah, sebab sama sekali tidak bisa mendatangkan keuntungan. Mereka bahkan mengalami kerugian. Harga jual saat ini tidak mampu memberikan balik modal biaya pemeliharaan.
1. Harga kambing turun lebih dari 300 persen

Berdasarkan pantauan harga di sejumlah pasar ternak di Lotim, harga kambing anjlok lebih dari 300 persen. Harga kambing ukuran super yang biasanya dijual Rp8 juta hingga Rp9 juta per ekor, saat ini dijual dengan harga Rp2,5 juta hingga Rp3 juta.
Sementara ukuran besar yang biasa dijual di harga Rp5 juta per ekor saat ini hanya laku terjual Rp1,8 juta per ekor. Sementara ukuran sedang dengan harga Rp4 juta hanya laku terjual di harga Rp1,2 juta. Sedangkan yang ukuran kecil yang biasa dijual Rp2,5 juta saat ini hanya laku terjual di harga Rp400 ribu.
"Harga kambing saat ini sangat murah, lebih mahal ayam," ungkap salah seorang peternak kambing asal Keruak, H Mahsun.
2. Alami kerugian besar

Bisnis peternakan kambing awalnya sangat menjanjikan, karena bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Seperti usaha peternakan yang dilakoni oleh Amaq Rusnan di Desa Sepit. Di peternakan miliknya, ada ratusan kambing.
Sebelum harga anjlok, setiap bulan bisa menghasilkan keuntungan puluhan juta rupiah. Tetapi setelah harga anjlok, saat ini ia merugi sangat besar, sebab harga penjualan yang didapatkan tidak bisa menutupi biaya pemeliharaan. Anjloknya harga ini telah berlangsung cukup lama, yaitu sejak berakhirnya hari raya kurban tahun lalu.
"Harga sudah anjlok sudah sejak lama, setelah hari kurban dan belum ada tanda-tanda mau naik," keluhnya.
3. Berhenti beternak

Karena kondisi yang tidak menguntungkan, para peternak mengaku tidak mau lagi untuk beternak. Bahkan karena kondisi ini, banyak peternak yang berhenti dan membiarkan kandang mereka mangkrak tidak terisi.
"Kalo kondisi seperti ini, kami sudah tidak ingin lagi berternak kambing, mau beralih ke peternakan lain," ucap Amaq Rusnan.
Ia tidak tahu apa penyebab anjloknya harga kambing ini dan telah berlangsung cukup lama. Ia berharap pemerintah turun tangan untuk memberikan solusi, agar para peternak bisa kembali mendapatkan keuntungan.
"Saya tidak tahu apa penyebabnya turun harga kambing, mungkin terlalu banyak peternak," pungkasnya.