Ribuan hektar lahan tanaman tembakau layu di desa Darma Sari Lotim setelah diguyur hujan (IDN Times/Ruhaili)
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lotim, Lalu Sahabudin, menyatakan kondisi saat ini cukup pelik, ditandai dengan anjloknya harga jual tembakau dan ancaman gagal panen akibat cuaca ekstrem. Sahabudin bahkan menyebut situasi ini sebagai sebuah musibah nasional yang dampaknya sangat dirasakan oleh petani.
"Musibah nasional ini tidak lepas dari masalah di salah satu perusahaan rokok besar, yakni Gudang Garam (GG) yang melakukan PHK karyawan dan telah memiliki stok tembakau untuk empat tahun ke depan. Ini membuat mereka menghentikan pembelian," ujarnya.
Dia mengakui bahwa persoalan yang bersumber dari kebijakan perusahaan skala nasional ini sangat sulit dihadapi oleh pemerintah daerah.
"Kalau di tingkat lokal, agak sulit jawab tantangan ini. Entah Bupati hingga presiden agak sulit. Dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan pemikiran yang dingin," tambah Sahabudin.
Meski Gudang Garam berhenti membeli, Ketua APTI Lotim menegaskan bahwa perusahaan rokok lainnya masih aktif melakukan pembelian. Oleh karena itu, dia mendorong petani untuk tidak putus asa dan justru fokus meningkatkan kualitas hasil panen.
"Kita suguhkan tembakau yang terbaik. Di era seperti ini, menyuguhkan tembakau kualitas jelek tidak akan nyambung. Jadi harus yang terbaik yang kita jual," ucapnya.