Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dokumen pribadi

Lombok Barat, IDN Times - Istilah yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, memang benar adanya. Seperti halnya yang dilakukan para guru di SDN 13 Buwun Mas, Sekotong, Lombok Barat.

Untuk menjangkau sekolah itu, guru-guru di sana harus berjuang. Salah satunya soal jarak tempuh yang jauh, sebab sekolah itu berada di ujung pulau Lombok yang bahkan juga hampir mendekati perbatasan Indonesia dan Australia. Guru di SDN 13 Buwun Mas juga dihadapkan dengan kondisi medan menuju lokasi yang susah ditempuh.

1. Medan menuju lokasi mengajar yang sulit ditempuh

Facebook

Berada di daerah terpencil dengan jalanan tanah yang jika terkena hujan menjadi lautan lumpur. Kerap kali ini menyulitkan para guru untuk menuju lokasi mengajar. Tetapi, mereka selalu semangat hanya untuk menberikan ilmu bagi 67 muridnya.

Kepala sekolah di SDN 13 Buwun Mas, Lalu Gunawan mengaku, jika turun hujan, terkadang ia terpaksa harus menggeret kendaraan dinasnya, sebab jalan yang licin dan terjal sulit untuk dilalui.

“Kalau turun hujan maka jalan ini akan berlumpur. Kendaraan dinas yang digunakan tidak bisa berjalan mulus bahkan harus dipikul karena tidak bisa melewati jalan yang becek dan berlumpur. Kalau kita lewat pantai harus mengeluarkan uang sekitar Rp200 ribu untuk sekali jalan untuk bayar sampan untuk menyeberang. Dan pulang pergi gunakan sampan kita mengeluarkan biaya hingga Rp500 ribu per hari meski hanya sendiri,” jelasnya.

2. Tidak hanya jalan yang licin, tapi jalan juga terjal dan berbatu

Editorial Team

Tonton lebih seru di