Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia (dok. PLN)
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia (dok. PLN)

Mataram, IDN Times - PT. Berkah Energi Lombok (BEL) bermitra dengan PT. Shine Green Energy Indonesia (SGEI) berencana membangun tiga pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas total 130 Megawatt (MW). Tiga pembangkit EBT yang akan dibangun berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

Kepala Dinas ESDM NTB Samsudin menjelaskan investor baru melakukan studi potensi dan akan dilanjutkan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Rencananya, pembangunan tiga pembangkit EBT untuk mempercepat transisi energi di NTB itu pada 2026 dan 2027.

"Kebetulan investor itu sudah melakukan diskusi dengan Dinas ESDM, kemarin pak gubernur menyaksikannya MoU PT Berkah Energi Lombok. Dia kerjasama dengan mitra PT SGEI dan PLN. Rencananya dibangun 2026-2027," kata Samsudin di Mataram, Rabu (5/11/2025).

1. Lokasi pembangunan tiga pembangkit EBT di NTB

Kepala Dinas ESDM NTB Samsudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Samsudin menyebutkan tiga lokasi rencana pembangunan pembangkit EBT di NTB. Antara lain:

  • PLTS 20 MW di Desa Anyar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara

  • PLTS 50 MW di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima

  • PLTB 2x30 MW di Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat

Dia menjelaskan PT BEL telah berkonsultasi dengan Dinas ESDM terkait rencana pembangunan PLTB kapasitas 2x40 MW di Sekotong Lombok Barat. Mereka sedang melakukan kajian dengan membangun menara untuk menganalisis besar dan kekuatan angin di sana.

"Tahun ini dia mengurus perizinan dulu ke Kementerian Kehutanan. Karena lokasinya di kawasan hutan," jelasnya.

2. NTB dijadikan pusat koneksi pemanfaatan EBT

Petugas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tanjung Uma, Kota Batam saat melakukan pengecekan panel surya (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Samsudin menambahkan dalam kerja sama antara Gubernur NTB, Gubernur Bali dan Gubernur NTT, provinsi NTB dijadikan pusat koneksi pemanfaatan EBT. Artinya, NTB dapat memasok kebutuhan energi listrik untuk provinsi Bali dan NTT.

"Kami, Dinas ESDM memastikan NTB menjadi salah satu lokasi terkoneksinya pemanfaatan EBT. Makanya harus terkoneksi dengan Bali. Karena dia pasti membutuhkan pasokan listrik. Malah dengan EBT ini, kita bisa menjual carbon trade," terangnya.

3. Potensi EBT di NTB mencapai 13.563 MW

PLTMH Pandanduri Lombok Timur, NTB. (dok. Istimewa)

Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, potensi energi terbarukan mencapai 13.563 Megawati (MW). Pemprov NTB mendorong penggunaan energi terbarukan untuk menekan emisi karbon.

Potensi energi terbarukan sebesar 13.563 MW itu, terdiri dari bioenergi 298 MW, sampah kota 32 MW, angina 2.605 MW dan tenaga surya 10.628 MW. Dari potensi energi terbarukan tersebut, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi daerah baru sebesar 22,43 persen.

Terdiri dari pemanfaatan bio solar (B35), PLTS On Grid sebesar 21,6 MW. Kemudian PLTS Off Grid PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sebesar 28 MW, PLTMH 18,59 MW, dan Cofiring PLTU dengan biomassa dan biogas skala rumah tangga.

Editorial Team