Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-06-27 at 14.08.04 (1).jpeg
Agam Rinjani saat menemani pendaki summit di Gunung Rinjani belum lama ini. (IDN Tiimes/Arifin Al Alamudi)

Intinya sih...

  • Voaa membatalkan donasi Rp1,54 miliar untuk Agam Rinjani

  • Voaa tegaskan niat awal untuk membantu dan komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab sosial

  • Mengaku jadi sasaran serangan dan biaya administrasi 20 persen jadi sorotan publik

Mataram, IDN Times - Platform penggalangan dana di Brasil, Voaa bersama Razões para Acreditar resmi membatalkan kampanye donasi untuk Agam Rinjani. Agam adalah pemandu asal Lombok yang mengevakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani. Keputusan ini diumumkan melalui unggahan Instagram Story mereka dalam bahasa Portugis, Senin (30/6/2025) pagi.

Pembatalan kampanye dilakukan di tengah meningkatnya kritik publik soal transparansi pengelolaan dana. Termasuk soal potongan biaya administrasi 20 persen yang diterapkan oleh platform tersebut. Saat ini, donasi yang sudah terkumpul sebanyak R$522.000 atau setara Rp1,54 miliar.

Voaa memastikan bahwa seluruh donasi akan dikembalikan secara otomatis melalui metode pembayaran yang digunakan para donatur. Proses ini mulai dilakukan pada Senin (30/6/2025) tanpa perlu tindakan tambahan dari pihak donatur.

“Kami menjamin transparansi penuh dan menghormati setiap pihak yang telah ikut berdonasi,” tegas mereka.

1. Voaa tegaskan niat awal untuk membantu

ilustrasi mata uang dolar Amerika (vecteezy.com/Suriyawut Suriya)

Dalam pernyataannya, Voaa menyampaikan bahwa sejak awal berdiri, mereka memiliki misi untuk mengubah kisah nyata dan kebutuhan mendesak menjadi aksi solidaritas. Mereka juga menegaskan komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab sosial.

“Kami memutuskan untuk membatalkan kampanye ini secara langsung, dengan pengembalian donasi secara penuh dan otomatis untuk semua donasi yang telah dilakukan hingga saat ini,” tulis Voaa dalam pernyataan resminya.

2. Mengaku jadi sasaran serangan

ilustrasi serangan siber (pexels.com/lucas andrade)

Voaa menyebutkan bahwa pihak mereka, termasuk mitra Razões para Acreditar, menjadi sasaran serangan, ancaman, informasi palsu, dan ujaran kebencian setelah kampanye untuk Agam diluncurkan. Mereka mengakui bahwa polemik ini telah mengalihkan perhatian publik dari tujuan utama kampanye, yaitu membantu Agam yang berjasa mengevakuasi jenazah Juliana Marins.

“Diskusi yang terjadi justru menjauhkan esensi dari cerita yang ingin kami dukung,” jelas mereka.

3. Biaya administrasi 20 persen jadi sorotan

ilustrasi memberi uang (instagram.com/kaboompics.com)

Salah satu isu yang paling banyak dipertanyakan publik adalah potongan biaya administrasi sebesar 20 persen dari total donasi. Voaa mengaku bahwa informasi mengenai potongan tersebut sebenarnya telah disampaikan sejak awal melalui situs resmi mereka, namun tetap menimbulkan ketidaknyamanan.

“Kami mengakui bahwa komunikasi dalam cerita ini bisa lebih jelas,” tulis mereka.

Voaa menjelaskan bahwa biaya tersebut mencakup kurasi, verifikasi, produksi konten, komunikasi strategis, hingga manajemen hukum dan keuangan.

“Kami tidak sekadar menjadi perantara, tapi menawarkan layanan penggalangan dana yang lengkap dan bertanggung jawab,” imbuhnya.

Di akhir pernyataan, Voaa dan Razões para Acreditar menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman, tertipu, atau tidak dihormati dalam proses kampanye ini.

“Tujuan kami tidak pernah berubah: membantu. Kami akan terus bekerja dengan etika dan kredibilitas yang kami jaga sejak awal,” ujar mereka.

Editorial Team

EditorLinggauni