Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Penyakit Kulit hingga Leptospirosis Mengancam Korban Banjir di Mataram

IMG_20250707_121924_994.jpg
Jembatan tersumbat sampah yang menyebabkan banjir di daerah Kekalik Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Intinya sih...
  • Perhatian pada air bersih
  • Puluhan korban banjir dirawat di rumah sakit
  • Penurunan obat-obatan dan logistik medis

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengantisipasi munculnya berbagai macam penyakit pascabanjir di Kota Mataram. Berbagai macam penyakit yang berpotensi muncul pascabanjir seperti penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis. Leptospirosis disebarkan oleh tikus yang melepaskan bakteri melalui urine ke lingkungan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan pihaknya mengantisipasi berbagai macam penyakit yang dapat muncul pascabanjir dalam 14 hari ke depan. Dia telah menyampaikan kepada Wali Kota Mataram Mohan Roliskana pada saat rapat koordinasi penanganan banjir Kota Mataram bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal di Kantor Bank NTB Syariah, Senin (7/7/2025).

1. Atensi persoalan air bersih

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Fikri menjelaskan bahwa air bersih di lokasi-lokasi terdampak banjir di Kota Mataram harus menjadi atensi terutama warga yang menggunakan air sumur dan air bor untuk kebutuhan sehari-hari. Pihaknya telah mendistribusikan kaporit ke wilayah Karang Pule Kota Mataram yang masih banyak warga menggunakan air sumur dan sumur bor.

"Jangan sampai terjadi lonjakan kasus nanti terutama penyakit kulit, ISPA, diare, DBD, leptospirosis juga kita waspada. Kewaspadaan kita antisipasi dalam 14 hari ke depan. Untuk air bersih kita distribusikan kaporit, dan abate juga untuk pencegahan DBD," kata Fikri di Mataram, Senin (7/7/2025) petang.

2. Puluhan korban banjir dilarikan ke rumah sakit

IMG_20250707_122551_206.jpg
Lumpur dan sampah berserakan di wilayah Kekalik Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dia menyebut sebanyak 35 korban banjir dirawat di fasilitas layanan kesehatan. Dari jumlah itu, sebanyak 27 orang korban banjir dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Sedangkan sisanya dirawat di Puskesmas di Kota Mataram.

Fikri juga menyebutkan sebanyak satu orang warga Pejeruk Kota Mataram inisial TS (46) meninggal dunia karena tersengat listrik pada saat banjir. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Metro Medika untuk mendapatkan penanganan, tetapi nyawa korban tak tertolong.

"Itu meninggal karena tersengat listrik. Inisial TS (46) tahun dari Pejeruk, sudah dibantu pacu jantung. Kemudian dibawa ke RS Metro Medika Rembiga Kota Mataram, dapat bantuan pacu jantung juga tapi tak bisa bertahan," terangnya.

Hujan deras yang mengguyur Kota Mataram dan sekitarnya pada Minggu (6/7) tepatnya pada pukul 16.00 Wita mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah antara lain Kecamatan Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sweta, Bertais, Kekalik Gerisak, Pagutan Permai, Majeluk, dan Gomong.

Tim Dinas Kesehatan Provinsi NTB bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Mataram, RSUD Provinsi NTB, PSC RSUD Kota Mataram dan Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas di wilayah terdampak langsung turun ke lokasi kejadian untuk membantu evakuasi dan memastikan pelayanan kesehatan bagi para korban.

Puskesmas wilayah Kota Mataram dan sekitarnya dipastikan siaga dan tetap melakukan pelayanan kesehatan. Adapun untuk korban yang mengungsi sebanyak 37 orang di Asrama Haji, namun lima di antaranya telah kembali ke kediaman masing-masing. Selain itu, sebanyak 13 KK berada di pengungsian Pamota wilayah kerja Puskesmas Karang Taliwang.

Warga yang terdampak di wilayah Puskesmas Tanjung Karang yakni di lingkungan Kekalik Kijang dan di Batu Ringgit, sementara untuk Wilayah Puskesmas Karang Taliwang yakni di Perumahan Riverside, Pamotan, Nesa Utara, Karang Kemong dan Komplek Akasia. Selain itu ada pula warga yang terdampak di wilayah Puskesmas Karang Pule yang saat ini telah kembali ke kediaman masing-masing, serta di wilayah Puskesmas Cakra yang berdampak pada lima Kelurahan dan 11 lingkungan.

3. Dropping obat-obatan

IMG_20250707_122316_727.jpg
Warga gotong-royong membersihkan lumpur akibat banjir yang menerjang Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Fikri menambahkan Dinas Kesehatan Provinsi NTB bekerja sama dengan Rumah Sakit untuk menggerakkan tim PSC Provinsi serta PSC Kota Mataram dan tim puskesmas wilayah terdampak. Tim puskesmas juga digerakkan untuk melakukan Rapid Health Assessment (RHA). Koordinasi terus dilakukan bersama Dinas Kesehatan Kota Mataram, BPBD Provinsi, BPBD Kota Mataram, PMI dan Dinas Sosial, termasuk melakukan kunjungan ke lokasi bencana.

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi NTB tetap melakukan berkoordinasi dengan subklaster serta memastikan kesiapan logistik penanggulangan bencana. Dropping logistic juga telah dilakukan ke Dinas Kesehatan Kota Mataram yang terdiri dari Masker Bedah 5 Kotak, obato-batan seperti Antasida Tablet dan Paracetamol masing-masing 10 Box, Salep 2-4 sebanyak 48 Pot, Multivitamin 10 Box, Oralit 2 Box, Zink 2 Box, Abate 14 Pak, Penjernih air 12,5 Kg, Handscrub Gel 16 Pcs, Insect Trap 24 Pcs, PMT Balita 15 Dus, PMT Ibu hamil 10 Dus, Kaporit satu galon dan untuk puskesmas Karang Pule 2 toples.

Sementara itu, bantuan logistik dari RSJ Mutiara Sukma yang didropping ke Lingkungan Kebun Duren Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya, Perumahan Riverside dan seputaran daerah Kekalik, berupa selimut 37 buah, Handuk 30 buah, Mie instan dan air mineral.

Dia meminta agar surveilans dilakukan secara ketat di lokasi kejadian, melakukan kaji cepat kesehatan lingkungan (REHA) ke wilayah terdampak yang dengan hasil kondisi sanitasi dan sarana air minum di wilayah Puskesmas Cakranegara dinyatakan aman, karena banjir berupa air limpasan dan kondisi sudah surut, serta semua masyarakat menggunakan air minum PDAM.

"Sedangkan kondisi di Karang Pule banyak masyarakat yang menggunakan sumur bor dan sumur gali yang berisiko terjadi pencemaran sumber air minum..Sehingga dilakukan dropping kaporit melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram sebanyak satu galon dan di Puskesmas Karang Pule sebanyak 2 toples," jelas Fikri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us