Barwan juga menjelaskan proses penyediaan serbuk kayu atau woodchip yang harus melewati beberapa tahapan agar serbuk kayu siap digunakan untuk co-firing. Dimulai dari mencari serbuk di tempat penimbunan atau pemotongan kayu, kemudian dikarungi dan dibawa ke shelter untuk pengeringan terlebih dahulu hingga pengiriman ke PLTU Jeranjang.
Barwan juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PLN NTB, sehingga pihaknya dapat berkontribusi yang tentunya membawa dampak positif bagi dirinya dan juga masyarakat sekitar.
“Kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga kami dapat berpartisipasi dalam program transisi energi”, ucap Barwan.
Hal senada disampaikan oleh Lalu Sultansyah, distributor sekam padi untuk co-firing PLTU Jeranjang. Pihaknya menyebut sekam padi yang dihasilkannya kini bernilai ekonomi yang mendatangkan manfaat.
“Sekam padi ini kami sudah menganggapnya sebagai limbah. Namun setelah kami diberikan pemahaman bahwa ternyata limbah sekam padi ini masih bisa digunakan untuk co-firing di PLTU Jeranjang. Terima kasih PLN, kami merasa sangat terbantu, yang bisa memutar perekonomian kami terutama masyarakat sekitar dan pengelola sekam padi ini,” kata Sultansyah.
Produksi sekam padi yang disuplai oleh Sultansyah sendiri ke PLTU Jeranjang per bulan mencapai 400 sampai 600 ton yang diperolehnya dari beberapa produsen sekam padi di Lombok Tengah.