ilustrasi meninjau anggaran bulanan (pexels.com/Pixabay)
Maryono menambahkan penyaluran TKD di NTB sampai 30 April 2024, tumbuh tipis yaitu sebesar 2,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.Komponen TKD dengan penyaluran tertinggi yaitu Dana Desa, yang mencapai realisasi 47,8 persen dari pagu.
Sedangkan komponen TKD yang belum dilakukan penyaluran antara lain komponen hibah kepada Daerah dan DAK Fisik. Kontraksi realisasi terjadi pada komponen DBH dan DAK Nonfisik, dengan persentase kontraksi masing-masing sebesar 42,26 persen dan 1,86 persen.
"Kontraksi pada komponen DBH disebabkan oleh penurunan pagu penyaluran pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Penurunan pagu tersebut sebesar Rp1,74 triliun," sebutnya.
Sedangkan penyaluran DAU mengalami pertumbuhan sebesar 8,69 persen dan menjadi realisasi komponen TKD tertinggi, dengan realisasi sebesar Rp3,446 triliun. Selain DAU, DAK Nonfisik juga telah disalurkan sebesar Rp1,075 triliun, untuk bantuan operasional kesehatan, pendidikan, pelayanan kepariwisataan, serta operasional lainnya.
Komponen TKD lainnya yang sudah disalurkan yaitu Dana Desa, dengan realisasi sebesar Rp534,61 miliar untuk 920 desa. Pagu Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik pada tahun 2024 sebesar Rp1,7 triliun. Sampai dengan 30 April 2024, belum terdapat realisasi atas komponen TKD tersebut.
Ia menjelaskan penyaluran DAK Fisik baru mulai dilaksanakan pada bulan Mei seiring dengan Perpres Nomor 57 Tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik serta PMK Nomor 25 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik baru diundangkan pada akhir bulan April 2024.