Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pendaki Swiss yang Jatuh di Rinjani Dievakuasi ke Bali Pakai Helikopter

Screenshot_20250716-221931.jpg
Proses evakuasi pendaki asal Swiss Benedikt Emmenegger (46) berhasil dievakuasi menggunakan helikopter ke rumah sakit di Bali. (dok. Basarnas Denpasar)

Mataram, IDN Times - Pendaki asal Swiss bernama Benedikt Emmenegger (46) berhasil dievakuasi menggunakan helikopter ke rumah sakit di Bali. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Yarman mengatakan korban berhasil dievakuasi pada Rabu (16/7/2025) pukul 17.00 WITA.

Korban langsung diterbangkan ke salah satu Rumah Sakit di Bali untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut. Korban terjatuh di jalur Pelawangan menuju Danau Segara Anak. Lokasi kejadian berada sekitar 25 menit sebelum Jembatan Besi menuju Danau Segara Anak.

1. BTNGR koordinasi dengan Basarnas Denpasar dan Basarnas Mataram

1752648846673.jpg
Pendaki asal Swiss yang jatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak Rinjani, Rabu (16/7/2025). (dok. Istimewa)

Pendaki asal Swiss itu memulai pendakian melalui jalur Sembalun pada Selasa (15/7/2025), dan terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. BTNGR berkoordinasi dengan Basarnas Denpasar dan Basarnas Mataram.

Menindak lanjuti adanya kejadian tersebut, Basarnas Denpasar berkoordinasi dengan Basarnas Mataram agar bisa bertindak cepat mengevakuasi dengan mengerahkan helikopter. Basarnas Mataram menggerakkan SRU darat dari Pos SAR Kayangan menuju lokasi kejadian.

Di lokasi kejadian, korban mendapatkan penanganan medis awal dari salah seorang pendaki yang kebetulan berprofesi sebagai dokter. "Korban dievakuasi menuju Danau Segara Anak oleh SRU darat dalam keadaan selamat dengan kondisi tangan patah dan juga kaki," terang Kepala Basarnas Denpasar I Nyoman Sidakarya.

2. Sempat terkendala kabut

Screenshot_20250716-221950.jpg
Helikopter Air Bali di Gunung Rinjani. (dok. Istimewa)

Operasi penyelamatan warga negara Swiss ini melibatkan koordinasi lintas instansi dan berbagai unsur, seperti Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Rinjani Squad, Damkar, Relawan Rinjani, porter, guide, dan unsur terkait lainnya. Seluruh tim gabungan saat ini bersinergi untuk menjangkau lokasi korban dan memberikan pertolongan secepatnya.

Kepala Basarnas Denpasar, I Nyoman Sidakarya mendatangi kantor SGi Air Bali untuk berkoordinasi agar segera menggerakkan helikopter menuju lokasi kejadian. Pada pukul 15.45 WITA, diterbangkan SGi Air Bali, meskipun sempat terkendala kabut, akhirnya mereka tiba kurang lebih pukul 16.22 WITA.

Setelah berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani, helikopter SGi Air Bali kembali terbang menuju Bali, dan landing sekitar pukul 17.30 WITA. Selanjutnya, korban dibawa menuju Rumah Sakit BIMC untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, karena diduga mengalami patah tulang pada alat gerak atas dan bawah.

3. Kronologi jatuhnya pendaki Swiss di Gunung Rinjani

IMG_20250716_161651_659.jpg
Kepala BTNGR Yarman. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelumnya, Kepala BTNGR Yarman menjelaskan kronologi pendaki asal Swiss yang jatuh di jalur pendakian menuju Danau Segara Anak, Rabu (16/7/2025) sekitar pukul 11.25 WITA. Korban teregistrasi melalui aplikasi eRinjani dengan kode booking ER6DXB5STLQDS memulai pendakian pada Selasa, 15 Juli 2025 melalui jalur Sembalun.

BTNGR bersama Tim Edelweis Medical Help Centre (EMHC), Rinjani Squad, dan Kantor SAR Mataram tengah melakukan upaya evakuasi terhadap korban yang mengalami kecelakaan di jalur pendakian menuju Danau Segara Anak. Pada Rabu, 16 Juli 2025, sekitar pukul 11.25 WITA, BTNGR menerima laporan adanya kecelakaan dari guide dan porter yang mendampingi korban.

Sejak laporan diterima, BTNGR langsung melakukan koordinasi dengan Tim EMHC untuk mempersiapkan logistik dan peralatan evakuasi. Kemudian komunikasi intensif dengan guide dan porter di lokasi agar terus mendampingi korban. Tim BTNGR, Tim medis EMHC dan personil Rinjani Squad dari Pos 2 telah bergerak menuju lokasi kejadian. Selain itu, koordinasi dilakukan dengan Kantor SAR Mataram dan Pos SAR Kayangan.

Selanjutnya, permintaan evakuasi udara telah disampaikan, dan koordinasi dilakukan dengan pihak Air Bali selaku operator helikopter. Penanganan korban direkomendasikan menggunakan evakuasi udara untuk mencegah risiko pendarahan yang lebih parah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us