Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250623-WA0023.jpg
Proses evakuasi pendaki Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani. (dok. SAR Mataram)

Mataram, IDN Times - Proses evakuasi pendaki perempuan asal Brasil inisial JDSP (27) alias Juliana yang jatuh di Cemara Nunggal jalur menuju puncak Gunung Rinjani hingga hari keempat pada Selasa (24/6/2025) belum berhasil. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengirim tim khusus untuk membantu proses evakuasi.

"Pada hari ini dari hasil komunikasi tim yang ada di lokasi tetap berupaya untuk melaksanakan evakuasi dengan menurunkan tali dan juga rescuer ke bawah. Namun situasi dan kondisi yang sangat tidak mendukung, kami dari Badan SAR Nasional mengirimkan tim khusus sebanyak 6 personel menuju Mataram," kata Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii dalam keterangan pers di Kantor Basarnas, Jakarta, Selasa (24/6/2025).

1. Basarnas juga kirim satu helikopter

Pelantikan Kepala Basarnas, Marsekal Muda Mohammad Syafii. (dok. Kemenhub)

Selain menerjunkan tim khusus, Basarnas juga mengirim satu helikopter dari Bogor ke Lombok untuk mengevakuasi korban. Pesawat dan tim rescue yang diternunkan untuk mengevaluasi korban itu tiba di Lombok pukul 15.00 WITA.

"Kita sedang menunggu proses evakuasi secara manual yang dilaksanakan oleh rescuer sambil nanti dilaksanakan komunikasi apakah memungkinkan sore ini untuk pesawat bisa merapat di pos yang ada di Sembalun," jelasnya.

Syafii menjelaskan bahwa lokasi jatuhnya korban berada di ketinggian 9.000 feet (kaki). Dalam kondisi ketinggian seperti itu, oksigen sudah sangat terbatas. Selain itu, lokasi jatuhnya korban juga di jurang yang sangat curam dan terjal.

"Ini yang memang sedikit ekstra yang harus kita lakukan. Jangan sampai tindakan dilaksanakan oleh rescuer termasuk pesawat yang kita berangkatkan ke sana melaksanakan tugas tidak dengan aman. Kita berupaya dengan potensi SAR yang ada sesegera mungkin bisa menyelamatkan korban," tambahnya.

Proses evakuasi terhadap korban tidak bisa dilakukan secara nonstop dari pagi sampai sore karena kondisi cuaca yang berkabut di lokasi. Penggunaan helikopter juga memiliki keterbatasan yang tidak boleh dilanggar.

"Kalau itu dilanggar dengan keterbatasan pesawat maupun penerbangnya, kita tidak mungkin melampaui dari kemampuan itu," terangnya.

2. Total rombongan pendaki 9 orang, termasuk korban

Proses pencarian korban oleh Tim SAR gabungan. (dok. Istimewa)

Syafii mengungkapkan peristiwa jatuhnya pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani sudah dilaporkan ke Kedutaan Besar Brasil di Jakarta. Dia mengatakan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah mengirim surat secara resmi ke Kedutaan Besar Brasil.

Dia menyebutkan rombongan pendaki sebanyak 6 orang termasuk korban. Rombongan ditemani dua pendamping dan satu tour guide, sehingga totalnya sebanyak 9 orang. Mereka juga terdaftar secara resmi melakukan pendakian di Gunung Rinjani.

Perjalanan pendakian korban dari Pos Sembalun menuju Cemara Nunggal pada Sabtu (21/6/2025) masih utuh. Namun, sekitar pukul 04.00 WITA, korban tidak lagi bersama rombongan. Kemudian salah satu turun ke Pos Sembalun melaporkan kejadian tersebut.

"Pada saat personil itu ada yang turun melaporkan kejadian, teman-temannya mungkin juga melaksanakan pencarian. Sehingga salah satunya ditemukan titik senter. Jadi situ yang menjadi pusat perhatian pada saat pelaksanaan pencarian tahap awal," jelasnya.

3. Lakukan pencarian dari hari pertama

Tim SAR gabungan melakukan proses evakuasi pendaki Brasil yang jatuh di jalur puncak Gunung Rinjani, Senin (23/6/2025). (dok. SAR Mataram)

Syafii menjelaskan kronologi lengkap proses pencarian dan evakuasi korban mulai dari hari pertama sampai hari keempat. Dia mengatakan Basarnas menerima informasi kondisi kedaruratan terhadap salah satu dari warga Brasil yang sedang melaksanakan wisata pendakian ke puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025) pukul 09.40 WITA.

Dia mengungkapkan kenapa Basarnas menerima informasi pada pukul 09.40 WITA. Karena lokasi jatuhnya korban menuju pos pendakian Sembalun memakan waktu kira-kira lebih dari 8 jam. Sehingga pada saat korban dinyatakan hilang, salah satu dari rombongan pendaki kembali ke pos Sembalun untuk melaporkan kejadian tersebut.

Sehingga, informasi baru diterima pukul 09.40 WITA. Pada saat itu, salah satu rombongan atas nama Mustiadi yang melaporkan telah terjadi kondisi membahayakan manusia terhadap satu orang warga Brasil yang terjatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani Lombok Timur. Kronologi kejadian pada pukul 04.00 WITA pada saat melaksanakan summit menuju puncak Gunung Rinjani.

Editorial Team