Keuntungan Naik Tajam, tapi NTB Masih Menanti Rp118 M dari AMNT

Mataram, IDN Times - Pencairan dana bagi hasil (DBH) dari keuntungan bersih tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk tahun 2024 dipastikan molor. Pemprov NTB memperkirakan akan mendapatkan dana bagi hasil dari PT AMNT sekitar Rp118 miliar.
Asisten III Setda NTB Eva Dewiyani menjelaskan Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) telah mengajukan surat pemberitahuan ke PT AMNT pada 15 Mei lalu. Dua minggu setelah surat dikirim, seharusnya dana bagi hasil tersebut sudah ditransfer ke Pemprov NTB.
"Secara komunikasi lisan, saya bertanya juga dengan PT AMNT, mereka minta waktu. Akhirnya disurati kemarin oleh Bappenda untuk mengingatkan. Mereka menjawab surat tersebut bahwa mereka minta waktu untuk pembayarannya tapi tidak menyebutkan tanggalnya," kata Eva dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (7/6/2025).
1. Diperkirakan cair akhir tahun

Eks Kepala Bappenda NTB ini mengatakan kemungkinan pencairan dana bagi hasil tambang AMNT tahun 2024 bakal molor sampai akhir tahun. Dia menyebutkan, dana bagi hasil yang akan diperoleh Pemprov NTB sekitar Rp118 miliar.
Selain, Pemda kabupaten/kota juga akan mendapatkan dana bagi hasil sesuai ketentuan yang berlaku. "Kemungkinan kita tunggu sampai akhir tahun kayaknya (pencairan dana bagi hasil). Ada sekitar Rp118 miliar, tergantung nilai kurs dolar," terangnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pasal 129 ayat (1) menyebutkan pemegang Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada tahap kegiatan operasi produksi untuk pertambangan mineral logam dan batubara wajib membayar sebesar 4 persen kepada pemerintah pusat dan 6 persen kepada pemerintah daerah dari keuntungan bersih sejak berproduksi.
Kemudian pada ayat (2) menyebutkan bagian pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur, yakni pemerintah provinsi mendapat bagian sebesar 1,5 persen. Pemerintah kabupaten/kota penghasil mendapat bagian sebesar 2,5 persen dan pemerintah kabupaten/kota lainnya mendapat bagian sebesar 2 persen.
2. Dana bagi hasil tambang 2025 diperkirakan turun drastis

Di sisi lain, dana bagi hasil tambang AMNT pada 2025 yang akan dibagi pada 2026 diperkirakan akan turun drastis. Penurunan itu, kata Eva, imbas dari tidak adanya ekspor konsentrat.
"Kemungkinan menurun DBH 2025 karena tidak ada ekspor konsentrat," kata Eva.
Pada tahun 2024 lalu, Pemprov NTB mendapatkan dana bagi hasil tambang dari PT AMNT sebesar Rp114 miliar. DBH sebesar Rp114 miliar itu merupakan bagian dari keuntungan bersih PT AMNT pada 2023.
Sedangkan pada 2023, Pemprov NTB dan Pemda Kabupaten/Kota juga menerima dana bagi hasil tambang dari PT AMNT sebesar Rp434,24 miliar. Dengan rincian Pemprov NTB sebesar Rp107,19 miliar, Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebagai daerah penghasil mendapatkan Rp181,79 miliar, sedangkan 9 Pemda kabupaten/kota masing-masing mendapatkan Rp16,14 miliar atau totalnya Rp145,26 miliar.
3. Laba bersih AMMAN 2024

Sebelumnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk atau AMMAN mengumumkan hasil kinerja keuangan dan operasional tahun 2024. Melalui entitas anak usaha, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), pemilik konsesi dan operator tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia itu terus mencatat pertumbuhan yang solid dan kinerja yang unggul.
Pada 2024, produksi tembaga dan emas meningkat dibandingkan tahun 2024. AMMAN juga mencatat meraup laba bersih pada 2024 sebesar 642 juta dolar AS. "AMMAN kembali melampaui ekspektasi, mencatat peningkatan signifikan dalam produktivitas tambang dan produksi tembaga, emas, serta konsentrat masing-masing melampaui panduan kinerja sebesar 6%, 7%, dan 6%," kata Direktur Utama AMMAN Alexander Ramli dalam keterangannya, Kamis (20/3/2025) lalu.
Dia merincikan produksi tembaga meningkat 27% dibandingkan tahun lalu menjadi 395 juta pon, dengan volume penjualan sebesar 288 juta pon. Sedangkan produksi emas meningkat 73% dibandingkan tahun lalu menjadi 802.749 ons, dengan volume penjualan sebesar 611.262 ons.
Sedangkan produksi konsentrat meningkat 39% dibandingkan tahun lalu menjadi 755.083 metrik ton kering, dengan volume penjualan sebesar 570.837 metrik ton kering. Sehingga, produksi tembaga, emas, dan konsentrat melebihi panduan kinerja masing-masing sebesar 6%, 7%, dan 6%.
Dia juga menyebutkan penjualan bersih sebesar US$2.664 juta, meningkat 31% dibandingkan tahun lalu. Kemudian EBITDA sebesar US$1.426 juta, meningkat 40% dibandingkan tahun lalu, dengan margin sebesar 54%.
Sementara, perolehan laba bersih sebesar US$642 juta, meningkat 148% dibandingkan tahun lalu, dengan margin sebesar 24%. Untuk katoda tembaga pertama dihasilkan pada akhir Maret 2025.
Direktur Keuangan AMMAN Arief Sidarto menambahkan bahwa rekor operasional tercermin dalam kinerja keuangan yang solid. Penjualan bersih naik 31%, dari US$2.033 juta pada 2023 menjadi US$2.664 juta pada 2024, didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23% dan 10%.
Kemudian profitabilitas turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya. EBITDA naik 40% menjadi US$1.426 juta dari US$1.019 juta pada 2023, sementara margin EBITDA naik dari 50% menjadi 54%.
Laba bersih melonjak 148%, mencapai US$642 juta, dengan margin laba bersih naik dari 13% menjadi 24%. Selain itu, AMMAN berhasil melakukan pembiayaan kembali (refinance) pinjaman jangka panjang dengan ketentuan yang lebih menguntungkan.