Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri.
Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pemprov NTB menyiapkan bantuan untuk korban banjir di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri mengatakan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal telah menyampaikan duka cita kepada pimpinan daerah yang dilanda bencana banjir bandang tersebut. Dia mengatakan Pemprov NTB siap memberikan bantuan kepada korban terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

"Saat sekarang yang dilakukan adalah kita memastikan ketika dibutuhkan dukungan atau apa, kita pastikan itu bisa nyampai kepada keluarga atau saudara kita yang tertimpa bencana di sana," kata Dinda, sapaan akrab Wagub NTB itu dikonfirmasi di Mataram, Rabu (3/12/2025).

1. Data warga NTB yang terdampak bencana di Sumatra

Proses pembukaan dan pembersihan jalan akses dari Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang, pada Selasa (2/12/25). (Tim Pusdatinkom BNPB)

Dinda mengatakan bahwa NTB pernah mengalami bencana yang cukup besar yaitu gampang bumi pada 2018. Sehingga, Pemprov NTB juga merasakan apa yang terjadi di tiga provinsi tersebut.

Namun, Dinda belum menyebutkan bentuk bantuan yang akan diberikan kepada tiga provinsi tersebut. "Karena kita masih melihat sampai hari ini akses kita untuk masuk ke tiga provinsi itu memang tidak mudah," kata dia.

Selain itu, warga NTB yang berada di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat menjadi atensi pemerintah daerah. Pemda NTB masih melakukan pendataan terkait apakah ada warga NTB yang terdampak bencana banjir Sumatra.

"Itu juga menjadi perhatian pemerintah NTB tentang pendataan sejumlah warganya yang ada di tiga provinsi itu," jelasnya.

2. Lebih baik bantuan keuangan

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi mengatakan bantuan yang diberikan Pemda lebih baik berupa bantuan keuangan. Sehingga dapat menggerakkan ekonomi masyarakat di daerah terdampak bencana banjir Sumatra.

"Kalau bantuan dalam bentuang uang, bisa dipakai beli beras, lauk pauk, dan pakaian. Kalau kita bawain barang, mahal ongkosnya karena jauh. Lebih mahal ongkos mengangkutnya dan tidak menggerakkan ekonomi masyarakat terdampak bencana," kata dia.

Menurut Ahmadi, bantuan keuangan lebih praktis dan cepat. Sehingga bisa dimanfaatkan Pemda setempat untuk penanganan tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

"Jadi dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat, lebih baik belanja di daerah bencana. Supaya ekonomi cepat pulih," tambahnya.

3. Sudah ada arahan Kemendagri untuk membantu korban banjir Sumatra

Tim PUPR Bener Meriah dan TIM PUPR Provinsi Aceh melakukan pembersihan jalan terdampak longsor di ruas jalan KKA-Bener Meriah, Provinsi Aceh, Senin (1/12/2025). (Dok. PUPR Provinsi Aceh)

Ahmadi mengungkapkan sudah ada arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk membantu penanganan korban banjir Sumatra. Hal yang sama pernah dilakukan Kemendagri saat NTB mengalami bencana gempa bumi pada 2018.

"Duki kita dilanda bencana gempa bumi, ada imbauan dari Kemendagri untuk setiap provinsi dan kabupaten/kota memberikan bantuan keuangan, barang, jasa, tenaga untuk penanganan darurat bencana. Nanti pasti ada bantuan dari Pemda," jelas Ahmadi.

Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (1/12/2025) pukul 17.00 WIB, total korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra mencapai 604 jiwa dan 464 jiwa masih dinyatakan hilang. Tim gabungan BNPB, TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah terus bekerja mempercepat operasi pencarian, pertolongan, penyaluran logistik, dan pembukaan akses wilayah terdampak.

Di Sumatra Utara tercatat 283 jiwa meninggal dunia setelah tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) kembali menemukan korban yang sebelumnya dinyatakan hilang. Para korban tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Kota Padangsidimpuan, Deli Serdang, dan Nias. Sementara itu, jumlah korban hilang tercatat sebanyak 173 jiwa.

Pengungsi tersebar di beberapa titik, antara lain 15.765 jiwa di Tapanuli Utara, 2.111 jiwa di Tapanuli Tengah, 1.505 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 7.194 jiwa di Mandailing Natal.

Upaya pembukaan akses darat di sejumlah kabupaten yang masih terputus terus dilakukan pemerintah. Salah satu jalur yang mulai terbuka adalah Tarutung–Padangsidimpuan berkat dukungan Dinas Pekerjaan Umum, TNI, dan Polri.

Pembukaan akses jalan juga dilakukan pada jalur Tarutung–Sibolga. Langkah ini berdampak signifikan bagi masyarakat serta lintas sektor kementerian/lembaga dalam penanganan darurat. Titik akses yang dapat ditembus kini telah mencapai Dusun Sibalanga Jae atau tepatnya di depan Kantor Desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting, Tapanuli Utara.

Editorial Team