Pemprov NTB Respons Soal Isu Penjualan Pulau Panjang di Sumbawa

Mataram, IDN Times - Pulau Panjang yang berada di Desa Labuhan Mapin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dijual secara online lewat situs www.privateislandsonline.com. Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri merespons soal isu penjualan Pulau Panjang yang sedang heboh tersebut.
"Masih isu kan? Nanti kami akan konfirmasikan kembali. Karena kita juga belum mendapatkan data secara lengkap," kata Dinda, sapaan akrab Wagub NTB, saat dikonfirmasi di Mataram, Senin (23/6/2025) siang.
1. Lakukan pengecekan
Dinda mengungkapkan pemerintah daerah belum mendapatkan informasi yang lengkap terkait penjualan Pulau Panjang secara online di luar negeri. Namun, informasi awal dari media massa akan menjadi bahan untuk dilakukan pengecekan.
"Tapi tentunya penyampaian melalui media, info itu menjadi dasar OPD teknis untuk mengecek kebenarannya," jelasnya.
2. Pulau Panjang merupakan kawasan suaka alam
Pulau Panjang merupakan kawasan suaka alam (KSA). Berdasarkan data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB, KSA Pulau Panjang terletak di Desa Labuhan Mapin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa mempunyai luas 1.641,25 hektare dan berjarak lebih kurang 3 km di utara Pulau Sumbawa yang memanjang dari barat ke timur.
Hampir 100 persen dari KSA Pulau Panjang tertutup oleh vegetasi. Sekitar 70 persen diantaranya merupakan vegetasi mangrove, sedangkan sisanya merupakan vegetasi savana yang memanjang di tengah kawasan.
Pada vegetasi mangrove tersebut dapat dijumpai 11 jenis mangrove sejati, 5 jenis mangrove ikutan dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Vegetasi mangrove didominasi oleh jenis Rhizophora sylosa. Sisanya antara lain Rhizophora apiculata, Avicenia spp, Bruguiera gymnoriza, Sonneretia alba, Pemphis acidula, Osbornia octodonta. Sedangkan jenis mangrove ikutan antara lain jenis waru laut (Thesphesia populnea) dan Clerodendron inerme.
3. Memiliki kekayaan terumbu karang
Sementara, berdasarkan data Pemprov NTB, Pulau Panjang memiliki luas 22.185,14 hektare berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 102 Tahun 2023 Tentang Kawasan Konservasi di Perairan Pulau Panjang Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan ini juga ditunjuk sebagai Kawasan Suaka Alam melalui SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999.
Untuk menuju lokasi Pulau Panjang, dibutuhkan waktu sekitar 5 jam. Rute yang dilalui sebagai berikut Mataram – Labuhan Lombok, sekitar 2 jam. Labuhan Lombok – Poto Tano sekitar 2 jam menggunakan kapal feri. Poto Tano – Alas sekitar 30 menit. Alas – Pulau Bungin sekitar 15 menit. Pulau Bungin – Pulau Panjang sekitar 15 menit menggunakan perahu.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut Pulau Panjang dapat menyewa perlengkapan selam maupun snorkeling yang sudah disediakan oleh BLUD UPTD BPSDKP Wilayah Sumbawa-Sumbawa Barat. Selain penyewaan alat selam dan snorkeling, terdapat juga penyewaan speedboat yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk menjelajahi keindahan alam Pulau Panjang.
Salah satu pulau yang memiliki kekayaan terumbu karang yang bagus adalah perairan Pulau Panjang yang hampir seluruh perairannya ditumbuhi terumbu karang dangkal. Sebaran karang hidup di Pulau Panjang umumnya terdapat pada kedalaman 0,5 sampai 7 meter.
Selain kondisi terumbu karang yang baik, di perairan Pulau Panjang juga memiliki ikan-ikan karang yang beragam yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut Pulau Panjang. Kondisi perairan yang baik juga menjadi penunjang ketersediaan ikan-ikan karang di perairan Pulau Panjang.
Secara umum, vegetasi di kawasan Pulau Panjang didominasi oleh jenis mangrove, spesies dominan adalah dari genus Rhizophora meliputi Mangrove (Rhizophora apiculata, R.stylosa, R.mucronata), Tanjang Merah (Bruguiera gymnoriza), Api-api (Avicennia marina), Sentigi (Phemphis acidula) dan lain-lain. Sementara vegetasi savana di wilayah ini terdiri dari jenis rumput, tanaman merambat dan semak-semak.
Potensi ekosistem mangrove di Pulau Panjang merupakan sumber daya penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini disebabkan fungsi ekosistem mangrove mempengaruhi kelangsungan hidup atau keberlanjutan ekosistem lainnya seperti mengurangi laju erosi pantai, mencegah intrusi air laut, sebagai habitat organisme pantai atau laut dan manfaat bagi kehidupan manusia sebagai penyedia oksigen.