Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Lotim, Khaerul Ihsan (IDN Times/Ruhaili)
Ikhsan menyebut program KDMP yang digagas presiden Prabowo tidak jelas. Bukannya meningkatkan prekonomian dan mensejahterakan masyarakat desa, tetapi sebaliknya. Ia menyebut program ini sebatas wacana semu, yang menimbulkan kebingungan bagi desa, sebab informasi yang mereka terima selama ini tidak jelas.
Ia menyatakan banyak sekali kesulitan yang dihadapi pemerintah desa di Lotim untuk menjalankan KDMP. Mulai dari SOP yang tidak jelas, hingga persyaratan yang sangat memberatkan.
"Kita dipaksa menyiapkan layan 6-12 are yang dekat dengan pemukiman, dimana kita cari itu dan bagaimana pengadaannya, belum lagi akses permodalan," sebutnya.
Kesulitan lainnya yaitu, untuk menjalankan program ini menggunakan 30 persen dana desa. Menurutnya ini sangat memberatkan sebab dana desa hampir semuanya digunakan untuk menjalankan program pemerintah pusat.
"Dana desa kita hanya sisa 15 persen jadinya. Semua untuk menjalankan program pemerintah pusat, program bantuan pangan 20 persen, stunting 20 persen, BLT minimal 10 persen, lalu apa kita gunakan untuk mengelola desa kita," ujarnya.
Pemerintah desa juga kesulitan menjalankan unit usaha KDMP, sebab Bumdes aja masih kesulitan untuk menjalankan unit usaha.
"Kita usulkan ke pemerintah, segera kumpulkan kepala desa, jangan sampai mendapatkan informasi dari orang lain. Lakukan pertemuan lewat Pemda, melibat leading terkait," pungkasnya.