Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251003_111042_454.jpg
Penonton MotoGP Mandalika menggunakan menghalau panas terik matahari, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Sejak beberapa hari terakhir, suhu udara terasa cukup panas di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Panas ekstrem yang melanda wilayah NTB diperkirakan hingga akhir Oktober ini.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok Andre Jersey mengungkapkan penyebab panas ekstrem di wilayah NTB. Dia mengatakan suhu terasa panas di wilayah NTB karena gerak semu tahunan matahari.

"Secara umum, pada bulan Oktober, posisi matahari sedang bergerak dari utara menuju ke arah selatan. Ini adalah bagian dari siklus gerak semu tahunan matahari," kata Andre dikonfirmasi IDN Times, Kamis (16/10/2025).

1. Picu peningkatan suhu ekstrem

Ilustrasi cuaca panas (Pexels.com/Pixabay)

Andre menjelaskan bahwa di wilayah tropis seperti Indonesia, gerak semu tahunan matahari dapat menyebabkan peningkatan suhu ekstrem. Ketika matahari berada di posisi terdekat dengan khatulistiwa, biasanya terjadi pada periode September-Oktober dan Maret-April.

Gerak semu ini menjadi penyebab cuaca terasa lebih panas di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di wilayah NTB. "Karena intensitas sinar matahari yang lebih tinggi saat berada dekat khatulistiwa," paparnya.

2. Panas ekstrem hingga akhir Oktober

Ilustrasi Cuaca Panas (Istimewa)

Dia menambahkan, cuaca panas yang melanda wilayah NTB diperkirakan bertahan sampai akhir Oktober. Saat ini, kata dia, suhu udara maksimum di wilayah NTB mencapai 36 derajat Celcius.

"Berdasarkan hasil observasi kami untuk suhu maksimum di wilayah NTB mencapai 36 derajat celcius di wilayah Bima dan Sumbawa," terangnya.

3. Peluang curah hujan dasarian II Oktober 2025 di wilayah NTB

Ilustrasi hujan di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara, Stasiun Klimatologi NTB menyebutkan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Oktober 2025 didominasi kategori rendah (0 – 50 mm/dasarian). Sifat hujan pada dasarian I Oktober 2025 di wilayah NTB secara umum bawah normal namun terdapat pula sebagian wilayah dengan sifat hujan normal dan atas normal.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana mengatakan curah hujan tertinggi di pos hujan Sigerongan, Kabupaten Lombok Barat sebesar 112 mm/dasarian. Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB berada pada kategori pendek (6-10 hari) hingga sangat pendek (1-5 hari).

Akan tetapi terdapat wilayah yang mengalami Hari Tanpa Hujan dengan kategori kekeringan ekstrem yaitu lebih dari 60 hari tanpa hujan antara lain Kabupaten Bima yaitu di Pos Hujan Wera selama 136 hari.

Dia mengungkapkan, pada dasarian II Oktober 2025 (11 - 20 Oktober), terdapat peluang terjadi hujan dengan intensitas di atas 50 mm/dasarian sebesar 70 - 80% yang terjadi di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, sebagian besar wilayah Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Sumbawa Barat, sebagian besar Sumbawa dan Kabupaten Dompu dan Bima.

Kemudian peluang curah hujan dengan intensitas di atas 100 mm/dasarian sebesar 50 - 70% yang terjadi di sebagian kecil Lombok Barat dan sebagian kecil Lombok Tengah bagian utara.

Editorial Team