Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kepala Dinkes Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan belum ada kasus Human Metapneumovirus (HMPV) yang masuk NTB. Kepala Dinkes Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan NTB masih zero kasus HMPV.

"Hingga saat ini, belum ada kasus HMPV yang masuk ke NTB. Apabila di kemudian hari terjadi kasus tersebut, maka akan ada laporan melalui SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons) melalui EBS SKDR atau Surveilans berbasis kejadian dari Kabupaten/Kota terkait," kata Fikri dikonfirmasi di Mataram, Jumat (17/1/2025).

1. Perkuat surveilans ILI SARI

Ilustrasi virus HMPV (dok. istimewa)

Fikri mengatakan kasus HMPV sudah masuk Indonesia. Pihaknya telah melakukan antisipasi masuknya virus ini ke NTB dengan memperkuat surveilans Influenza Like Illness Severe Acute Respiratory Infection (ILI SARI). Tujuannya untuk meminimalkan dampak penyakit yang diakibatkan oleh influenza.

Kemudian melaksanakan program ISPA-Pneumonia serta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendapatkan update inforMasi terkait HMPV. Sehingga informasi tersebut dapat diteruskan ke Kabupaten/Kota dan masyarakat.

"Selain itu, dilakukan pula sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, rumah sakit maupun Puskesmas," terangnya.

2. Perketat pengawasan di bandara dan pelabuhan

Ilustrasi penumpang turun dari kapal di Pelabuhan Lembar. (IDN Times/Istimewa)

Peningkatan pengawasan dan pemantauan kasus juga terus dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, fasilitas kesehatan di berbagai tingkat.

Mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan jika ada kasus-kasus yang menunjukkan gejala mirip Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang dapat disebabkan oleh HMPV.

Dinkes NTB juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk memperketat pengawasan di bandara dan pelabuhan.

Karena ada penerbangan langsung dari Lombok - Singapura dan Lombok - Kuala Lumpur Malaysia. Setiap penumpang di bandara dan pelabuhan yang menunjukkan gejala mirip ISPA, maka langsung dilakukan penanganan.

"Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengajak masyarakat untuk tetap tenang menanggapi berita kasus HMPV. Virus HMPV tersebut bukanlah virus baru dan tidak sama dengan COVID-19," jelas Fikri.

3. Cara menangkal serangan virus HMPV

Ilustrasi Virus HMPV (dinkes.acehprov.go.id)

Mantan Direktur RSUD NTB mengatakan HMPV pertama kali ditemukan di Belanda tahun 2001 dan sudah beredar di seluruh dunia termasuk di Indonesia sejak tahun 2001. HMPV merupakan virus lama yang mirip dengan flu dan memiliki fatalitas rendah.

Berbeda dengan virus baru seperti Covid-19, tubuh manusia dapat dikatakan belum tahu bagaimana merespons ketika virus tersebut masuk ke dalam tubuh sehingga kemungkinan risiko fatalitasnya cukup tinggi.

Fikri menyebutkan beberapa cara untuk menangkal serangan virus HMPV. Selama daya tahan tubuh baik, imun di dalam tubuh akan otomatis mampu menangani serangan virus tersebut.

Sehingga penting untuk menjaga imunitas tubuh dengan cara istrahat cukup, makan makanan bergizi dan teratur, minum banyak air putih, rutin berolah raga, dan menghindari stres.

Meski tidak memiliki fatalitas tinggi seperti COVID-19, dia mengimbau masyarakat NTB untuk terus menjaga imunitas diri dengan cuci tangan pakai sabun, hindari kontak dengan orang sakit, bersihkan benda yang sering disentuh dan tetap di rumah jika sakit.

"Singkatnya, masyarakat diharapkan terus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat," ujarnya.

Mengantisipasi jika kasus HMPV merebak di NTB, Fikri mengatakan tingkat keterisian kamar rumah sakit masih mencukupi. Dia mengatakan, NTB telah punya pengalaman dalam menangani kasus COVID-19.

Editorial Team