Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sultan Salahudin Bima. Foto dok Museum

Mataram, IDN Times - Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) mengusulkan sosok Sultan Salahudin Bima agar menjadi pahlawan nasional Indonesia. Untuk kelima kalinya ini, NTB mengusulkan tokoh di Bima kepada pemerintah pusat. 

Gubernur NTB  Zulkieflimansyah pun membuat rekomendasi pengusulan gelar pahlawan nasional atas nama Sultan Salahudin Bima No. 243/III.3/Sosial pada 15 Februari 2022.

"Tahun ini pengusulan kelima kalinya agar Sultan Salahudin Bima ditetapkan sebagai pahlawan nasional," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik di Mataram, Kamis (17/2/2022).

1. Layak menjadi pahlawan nasional

Kepala Dinsos Provinsi NTB, Ahsanul Khalik (IDN Times/Muhammad Nasir)

Khalik menyatakan, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) sudah menetapkan bahwa Sultan Salahudin layak menjadi pahlawan nasional. Namanya sudah masuk di meja Presiden sesuai penetapan dari TP2GP sejak 2019.

Itulah sebabnya, kata Khalik, setiap tahun Gubernur NTB diberikan hak untuk kembali membuat rekomendasi pengusulan gelar pahlawan nasional atas nama Sultan Salahudin. Kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial Provinsi NTB dalam bentuk usulan gelar pahlawan nasional bagi Sultan Salahudin Bima.

"Dan untuk urusan administrasi ini semua sudah siap, karena Pak Gubernur sudah menandatangani rekomendasi yang dibutuhkan tersebut," terangnya.

2. Butuh langkah akademis dan politis

Ilustrasi seminar (google.com)

Khalik mengatakan, pengusulan nama menjadi seorang pahlawan nasional memerlukan dukungan politik sekaligus langkah akademis. Rekomendasi dari gubernur, menurutnya, belum cukup kuat agar memperoleh persetujuan dari presiden. 

Permasalahan itu sebenarnya sudah disampaikan kepada para pimpinan di NTB. 

"Kita kan punya banyak tokoh dari Bima di Jakarta yang punya akses langsung ke presiden. Nah, ini yang harus diseriusi tahun ini oleh Tim Pengusul Gelar Pahlawan Sultan Salahudin Bima," saran Khalik.

3. Dua hal yang perlu dilakukan

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) melihat foto Pahlawan Nasional Arnold Mononutu yang merupakan tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara saat peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang telah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan. (BPMI Setpres/Lukas)

Selain itu, Khalik mengimbau agar menggelar seminar nasional secara rutin yang mengangkat tema tentang Sultan Salahudin Bima. Dalam seminar juga menghadirkan para tokoh dan akademisi sejarah yang ternama guna mengungkap perjuangannya selama masa-masa penjajahan. 

Di sela seminar ada testimoni dari beberapa tokoh lokal dan minimal dua tokoh nasional terkait bukti bukti kepahlawanan Sultan Salahudin. Dari hasil seminar dibuatkan rekomendasi, bahwa para guru besar yang menjadi pembicara menyatakan bahwa Sultan Salahudin memang benar berjuang melawan penjajah melalui bidangnya.

Kedua, rekomendasi seminar jadi pegangan, plus guntingan berita berbagai media, lalu dibentuk tim dari tokoh-tokoh Bima dan Lombok sebanyak 3 - 4 orang yang bisa bertemu langsung presiden. 

Dalam momentum itu, bisa disampaikan NTB hanya memiliki satu sosok pahlawan nasional berada di Pulau Lombok. Sementara itu, di Pulau Sumbawa malah belum ada tokoh setempat yang dianggap layak sebagai pahlawan nasional. 

Editorial Team