Sepekan Tak Meletus, Lewotobi Laki-Laki Berpotensi Erupsi Eksplosif

Kupang, IDN Times - Status Gunung Lewotobi Laki-laki kembali naik dari sebelumnya Level III (Siaga) ke Level IV (Awas). Badan Geologi Kementerian ESDM RI mengumumkan ini Jumat ini (16/8/2025), pukul 08.00 WITA.
Dalam pemantauan mereka, deformasi dengan tiltmeter menunjukkan pengembungan yang cukup besar pada tubuh gunung di Pulau Flores ini. erupsi eksplosif pun berpotensi terjadi karena erupsi terakhir gunung ini pada 9 Agustus 2025 atau sepekan yang lalu.
"Ini berpotensi memicu erupsi eksplosif," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam laporan khususnya.
1. Bisa meningkat dalam waktu singkat

Data kegempaan menunjukkan peningkatan bertahap di kedalaman dangkal. Hal ini terlihat dari naiknya aktivitas gempa tremor non-harmonik.
"Erupsi terakhir terjadi pada 9 Agustus 2025, dan hingga laporan ini dibuat belum ada erupsi susulan. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang tertahan di dalam gunung, yang jika tekanannya tinggi dapat memicu erupsi eksplosif," jelas dia.
Berdasarkan catatan sebelumnya, erupsi eksplosif biasanya diawali oleh peningkatan aktivitas dalam waktu singkat.
"Karena itu, perlu diwaspadai jika terjadi kenaikan gempa vulkanik dalam dan tremor non-harmonik, karena hal ini bisa menjadi tanda tekanan gas yang sangat tinggi di dalam gunung, meskipun data kegempaan belum menunjukkan lonjakan besar," jelasnya lagi.
2. Menjauh 6 kilometer

Untuk itu ia menghimbau masyarakat agar tetap mematuhi rekomendasi Badan Geologi, dengan radius 6 kilometer (km) dari pusat Erupsi.
Saat ini data deformasi (tiltmeter) menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Kondisi ini, kata dia, juga berpotensi terhadap letusan eksplosif.
"Masyarakat diimbau tetap tenang serta tidak terpengaru oleh isu-isu yang tidak benar. Kami akan terus memantau dan mengupdate perkembangannya," tambah dia.
3. Minta warga tenang

Herman Yosef selaku Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki telah mengingatkan hal serupa, Jumat (16/8/2025).
Dalam pesannya, Herman menyebut perkembangan aktivitas vulkanik dari gunung ini memang berpotensi terhadap letusan eksplosif.
Ia meminta masyarakat tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak benar.
"Kami akan terus memantau dan mengupdate perkembangannya," kata dia.
Berdasarkan data kegempaan dari 8-15 Agustus 2025, gunung ini mengalami 7 kali gempa Letusan, 4 kali gempa Guguran, 43 kali Gempa Hembusan, 3 kali gempa Tremor Harmonik, 215 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 43 kali Gempa Low Frequency, 24 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Tektonik Lokal, dan 61 kali Gempa Tektonik Jauh.