Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gempa (dok.BMKG)
ilustrasi gempa (dok.BMKG)

Mataram, IDN Times - Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) diguncang gempa bumi sebanyak dua kali usai buka puasa, Jumat (28/3/2025). Gempa pertama mengguncang Kota Mataram magnitudo 2,9 pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 19.24.12 WITA.

Sedangkan gempa kedua mengguncang wilayah Sumbawa dengan magnitudo 4,7 pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 19.59.01 WITA. Kedua gempa bumi tersebut berlokasi di laut dan darat serta tidak berpotensi tsunami.

1. Gempa Mataram akibat aktivitas sesar aktif

Pusat gempa yang mengguncang wilayah Mataram, Jumat (28/3/2025). (dok. BMKG)

Kepala Stasiun Geofisika Mataram Sumawan menjelaskan gempa yang mengguncang wilayah Mataram berkekuatan magnitudo 2,9. Episenter terletak pada koordinat 8,62° LS; 116,07° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 10 km barat laut Lombok Barat, NTB pada kedalaman 14 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif," jelasnya.

Hingga Jumat, 28 Maret 2025 pukul 19.39 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan belum ada aktivitas gempa bumi susulan (aftershock ). Berdasarkan laporan masyarakat, dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di wilayah Mataram II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," terang Sumawan.

2. Gempa guncang Sumbawa akibat sesar aktif di darat

Pusat gempa yang mengguncang wilayah Sumbawa, Jumat (28/3/2025). (dok. BMKG)

Sedangkan gempa magnitudo 4,7 yang mengguncang wilayah Sumbawa, pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 19.59.01 WITA. Episenter terletak pada koordinat 8,13° LS; 117,92° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 68 km timur laut Sumbawa, NTB pada kedalaman 23 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (Strike Slip Fault).

3. Guncangan dirasakan di Bima

Kepala Stasiun Geofisika Mataram Sumawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Bima II MMI. Hingga saat ini, kata Sumawan, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami
"Hingga hari Jumat, 28 Maret 2025 pukul 20.11 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Sumawan.

Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. Masyarakat juga diminta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Dengan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Editorial Team