Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jembatan yang putus akibat banjir di kecamatan Suela Lotim.
Jembatan yang putus akibat banjir di kecamatan Suela Lotim, Rabu (19/11/2025). (dok. BPBD NTB)

Mataram, IDN Times - Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD NTB mencatat sebanyak 177 bencana terjadi di Pulau Lombok dan Sumbawa sejak 1 Januari hingga 22 November 2025. Jenis bencana yang paling banyak terjadi di NTB adalah banjir, banjir bandang dan banjir rob sebanyak 82 kejadian.

Seratusan bencana yang menghantam wilayah NTB menyebabkan 15 warga meninggal dunia, 5 orang hilang dan 39 orang luka-luka. Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi mengatakan pada November ini, wilayah NTB telah memasuki musim hujan yang diperkirakan puncaknya pada Desember 2025 dan Februari 2026.

1. Ratusan ribu warga terdampak dan belasan jembatan rusak

Warga menyelamatkan perabotan rumah tangga dan hewan ternak saat diterjang banjir di wilayah Bima. (dok. BPBD NTB)

Sebanyak 177 bencana yang terjadi di NTB hingga 22 November 2025, terdiri dari banjir, banjir bandang, dan banjir rob 82 kejadian, tanah longsor 13 kejadian, cuaca ekstrem angin puting beliung 53 kejadian, gempa bumi 2 kejadian, abrasi 2 kejadian, karhutla 3 kejadian dan kekeringan di 9 kabupaten/kota.

BPBD NTB mencatat total masyarakat yang terdampak bencana hingga 22 November 2025 sebanyak 156.738 jiwa. Seratusan bencana yang terjadi di NTB juga merusak sejumlah infrastruktur seperti 17 jembatan, 84 meter jalan, 305 meter tanggul, 9 jaringan listrik, 8 jaringan telekomunikasi, dan 547 meter jaringan irigasi.

2. Sebanyak 676 rumah warga rusak

Banjir menerjang wilayah Bima. (dok. BPBD NTB)

Selain itu, sebanyak 676 rumah warga di NTB mengalami kerusakan. Dengan rincian, 155 rumah rusak berat, 201 rumah rusak sedang dan 320 rumah warga rusak ringan. BPBD NTB juga mencatat sebanyak 40.596 rumah warga terendam banjir.

Dampak lainnya, sebanyak 46 hektare hutan rusak, 50 hektare kebun rusak, 866 hektare sawah. Kemudian 177 hektare tambak warga rusak dan 22 pertokoan. Bencana juga berdampak pada pelayanan dasar pada 31 perkantoran, 1 pasar, 76 pasar, 7 fasilitas kesehatan, dan 19 fasilitas peribadatan.

3. NTB tetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi

Kondisi pemukiman warga yang terendam banjir di wilayah Bima. (dok. BPBD NTB)

Menjelang akhir tahun, intensitas bencana hidrometeorologi di NTB diperkirakan semakin meningkat. Karena wilayah NTB telah memasuki musim hujan pada November ini.

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi mengatakan Pemprov NTB menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi sampai Desember mendatang. Dia mengatakan sejumlah kabupaten/kota di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan informasi dari BMKG, kata Ahmadi, puncak musim hujan di NTB diperkirakan pada Desember 2025 hingga Februari 2026. Dia mengatakan Pemda telah menyiapkan logistik bagi korban bencana, baik berupa peralatan dan bantuan makanan.

Editorial Team