Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Ahmad Masyhuri (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Koperasi dan UKM bersama pihak terkait sedang mencari pola terbaik untuk penanganan pedagang asongan di kawasan Maandalika. Pedagang asongan yang kerap mengejar dan memaksa wisatawan untuk membeli barang dagangannya memang menjadi persoalan yang belum terselesaikan hingga saat ini.

"Kita sedang mencari pola yang tepat untuk menangani pedagang asongan yang ada di sana. Karena kalau tidak diatur cukup mengganggu pengunjung," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB, Ahmad Masyhuri saat dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (15/1/2022).

1. Masalahnya kompleks

Pedagang asongan di kawasan Pantai Kuta Mandalika Lombok Tengah mengejar-ngejar wisatawan untuk menawarkan barang dagangannya. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Masyhuri menyatakan permasalah pedagang asongan di kawasan Mandalika memang cukup kompleks. Sehingga semua pihak, baik perangkat daerah probindi NTB dan Pemda Lombok Tengah bersama PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) harus bersinergi.

"Semua kita berperan supaya mereka bisa tertib dan berjualan dengan baik. Kalau sendiri-sendiri tidak bisa. Karena masalahnya kompleks," ujar Masyhuri.

Untuk mengatur pedagang asongan di kawasan Mandalika bukan persoalan sederhana. Karena tidak bisa pedagang asongan tersebut langsung dilarang berjualan.
Tetapi harus ada solusi yang diberikan agar mereka juga tetap berjualan tanpa membuat wisatawan atau pengunjung merasa terganggu.

"Karena mereka, pedagang asongan itu juga butuh penghasilan untuk hidup. Sehingga semua aspek diperhatikan," ujarnya.

2. Cari pola penanganan terbaik

Editorial Team

Tonton lebih seru di