Kejuaraan dunia paralayang tahun 2024 di Sky Lancing Lombok Tengah. (dok. Istimewa)
Ketua Panitia PGAWC 2025 Roy Rahmanto menyampaikan antusiasme tinggi dari para atlet paralayang mencanegara untuk mengikuti kejuaraan dunia di Sky Lancing pada 22 - 25 Mei mendatang. Hingga awal April, tercatat sebanyak 95 atlet telah mendaftarkan diri.
Sebanyak 95 atlet tersebut tercatat berasal dari sekitar 17 negara. Di antaranya Yang berasal dari : China, Indonesia, Saudi Arabia, Hongkong, Korea Selatan, UAE, Iraq, Prancis, Spanyol, Malaysia, Turki, Mongolia, Serbia, Kosovo, China Taipei, Algeria, dan Nepal.
Roy menerangkan, saat ini pihaknya tengah fokus mempersiapkan acara akbar tersebut. Pihaknya sedang mempersolek lokasi acara untuk kenyamanan atlet dan penonton.
"Untuk saat ini kita sedang pelebaran area take off untuk lokasi opening dan closing ceremony. Kita ingin tahun ini agar masyarakat bisa ikut menikmati di area take off. Kalau kemarin belum memungkinkan karena luas areal terbatas. Akase ke masyarakat umum masih terbatas," jelas Roy.
Pihaknya telah membuka areal kawasan baru di Sky Lancing untuk menunjang event tersebut. Hal itu dilakukan semata-mata guna kenyamanan. "Kita buka lahan setengah hektare untuk akses masyarakat. InsyaAllah nyaman, termasuk tempat parkir," ujarnya.
Pada event kali ini, Roy mempersilakan masyarakat untuk menonton dan menikmati event PGAWC. Pihak panitia telah mempersiapkan agar masyarakat dapat menonton dengan nyaman.
"Betul (gratis). Masyarakat tidak dipungut biaya masuk, fasilitas toilet kita siapkan, tanpa membayar. Jadi masyarakat kita buat nyaman. Itu semua free," bebernya.
Meski demikian, pihaknya tetap membatasi akses masyarakat di lokasi acara. Terutama di areal-areal khusus atlet. Kebijakan ini diambil guna mengedepankan aspek keamanan. Roy mengungkapkan, hingga saat ini, sebanyak dua atlet NTB telah mendaftarkan diri berlaga di PGAWC 2025. Pendaftaran PGAWC 2025 pihaknya akan tutup pada Minggu kedua bulan Mei.
"Dari NTB sejauh ini seingat saya baru dua (atlet). Ini berkaitan dengan seleksi, yang bisa ikut event ini harus masuk di rangking tertinggi, bukan like and dislike. Kalau mau jujur, sebetulnya belum ada atlet NTB yang layak tampil di PGAWC, berdasarkan standarisasi PGWAC," bebernya.
Kendati demikian, pihak panitia diberikan wild card sebanyak lima slot untuk mengggunakan hak istimewa (hak prerogatif) untuk memberikan kesempatan bagi atlet yang belum memasuki rangking dunia untuk berlaga di PGWAC. Pihak panitia bakal memberikan slot tersebut kepada atlet asal Indonesia, khususnya NTB.
"Penyelenggara diberikan wild card untuk lima peserta, yang tidak lolos seleksi maka dia bisa ikut dengan wild card. Tujuan kita kan ingin mengembangkan dan mendorong teman-teman di NTB untuk ikut," tandas Roy.