Nestapa Guru Honorer Lotim, Gaji Dipangkas dan Telat Dibayar

Lombok Timur, IDN Times - Ribuan guru honorer di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur (Lotim), mengeluhkan pemangkasan gaji honor yang dilakukan oleh Dinas setempat. Honor itu akhirnya diberikan setelah lima bulan tertunggak alias belum dibayar.
Nestapa guru honorer Lotim bukan hanya telatnya pembayaran gaji, namun juga pada kecilnya nominal yang diterima. Hal itu karena ada pemangkasan honor dengan alasan penyesuaian anggaran.
Kondisi tersebut sangat menyakitkan bagi para guru honorer Lotim. Gaji honor yang sangat diharapkan segera dibayarkan, setelah tertunggak selama beberapa bulan, ternyata kini juga jumlahnya berkurang. Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi uang tersebut sangat dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
1. Ancam lakukan aksi unjuk rasa
Ketua Pengurus Forum honorer Lombok Timur (Lotim) Sunarno, mengaku sangat kecewa atas kebijakan yang dilakukan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim atas pemangkasan gaji honor tersebut. Kebijakan tersebut keluhnya tanpa memberikan informasi atau sosialisasi terlebih dahulu.
"Kita sangat sayangkan pemotongan itu, karena tanpa ada pemberitahuan lebih awal," keluhnya.
Mereka keberatan atas kebijakan tersebut. Ia menegaskan akan melayangkan surat hearing kepada Dikbud Lotim untuk melakukan dialog terbuka. Agar perwakilan koordinator kecamatan forum di 21 kecamatan bisa mendengar langsung penjelasan dari Kadis.
Apabila tidak ada kejelasan terkait persoalan ini, pihaknya tidak tutup kemungkin untuk melakukan aksi turun jalan terhadap persoalan ini. Karena pihaknya mengklaim sudah dua kali dikecewakan olah pihak Dikbud.
"Kita Insya Allah hari Rabu kita akan ke kantor Dinas untuk perjelas, tapi kita akan bersurat dulu dan meminta dialog terbuka. Karena ini sudah dua kali dikecewakan jadi teman-teman sudah tidak bisa terbendung," tutup Sunarno.
2. Bantah lakukan pemotongan, tapi penyesuaian
Menanggapi keluhan guru honorer ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim, Izzuddin membantah melakukan pemotongan tetapi melakukan penyesuaian terhadap kondisi anggaran yang ada.
"Ini penyesuaian dengan anggaran honorer yang ada. Kalau gajinya kita kurangi untuk membayar yang lain, itu baru namanya pemotongan," kata Izzuddin.
Izzudin mengatakan bahwa anggaran yang ada untuk pembayaran gaji honor guru ini, hanya sebesar Rp3,8 miliar. Jumlah itu untuk membayar tunggakan gaji selama lima bulan untuk 2.000 lebih honorer guru selama beberapa bulan terakhir. Penyesuaian jumlah gaji yang dipangkas yaitu sejumlah 150 ribu untuk masing-masing penerima SK.
SK Surat Perintah Kerja (SPK) yang besar gajinya sejumlah Rp400 ribu hanya dibayar Rp250 ribu, SK Kelompok Kerja (KK) yang Rp550 ribu dibayar Rp400 ribu, dan SK Perjanjian Kerja (PK) yang Rp650 ribu, dibayar Rp500 ribu.
"Kita lakukan penyesuaian sesuai dengan SK masing-masing," terangnya.
3. Dewan desak Pemkab Lotim bayar gaji honorer guru sesuai haknya
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lotim Huspiani, sangat menyayangkan kebijakan Pemkab Lotim yang memangkas gaji honorer guru. Menurutnya pemangkasan itu sangat tidak manusiawi, karena gaji yang mereka terima sudah sangat kecil. Karenanya ia mendesak Pemkab Lotim untuk membayar gaji guru sesuai dengan hak yang mereka terima.
"Seharusnya itu dibayar sesuai hak mereka jangan di apa-apain, ini jangan potong hak orang dan itu harus dibayar," tegasnya.