Negara Cuan Rp22,5 Miliar dari Rinjani, Fasilitas Keselamatan Kok Minim?

Mataram, IDN Times - Fasilitas keselamatan yang masih minim di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sorotan setelah insiden meninggalnya pendaki Brasil Juliana Marins (27) yang terjatuh di sekitar Cemara Nunggal jalur menuju puncak Rinjani, Sabtu (21/6/2025). Padahal, negara cuan puluhan miliar dari aktivitas pendakian dan non pendakian Gunung Rinjani pada 2024.
Pada 2024, pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari aktivitas pendakian dan non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani mencapai Rp22,5 miliar. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menyatakan PNBP yang diperoleh dari aktivitas pendakian dan non pendakian, tidak bisa langsung digunakan untuk melengkapi berbagai fasilitas yang belum lengkap di Taman Nasional Gunung Rinjani.
PNBP yang berasal dari penjualan tiket pendakian dan non pendakian Gunung Rinjani langsung masuk ke kas negara atau Kementerian Keuangan. "Terkait PNBP sebenarnya kalau kita (BTNGR) hanya menghimpun saja. Artinya PNBP ini langsung masuk ke Kementerian Keuangan," kata Kepala BTNGR Yarman dikonfirmasi di Mataram, Kamis (3/7/2025).
1. Minta dana bagi hasil PNBP minimal 30 persen

Yarman menjelaskan BTNGR tidak bisa langsung menggunakan PNBP yang diperoleh untuk pembangunan fasilitas di Gunung Rinjani. Namun, pihaknya melakukan upaya termasuk berkomunikasi dengan anggota DPR RI dan Kementerian Kehutanan.
Supaya PNBP yang diperoleh negara dari Gunung Rinjani bisa dikembalikan minimal 30 persen ke daerah. "Mudah-mudahan nanti ke depan kita bisa mendapatkan bagian hasil dari PNBP. Minimal kalau 30 persen bisa kita gunakan untuk pembangunan Rinjani," harapnya.
2. Negara cuan Rp22,5 miliar dari Rinjani tahun 2024

Dari aktivitas pendakian dan non pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, BTNGR berhasil mengumpulkan PNBP sebesar Rp22,5 miliar lebih sepanjang 2024. PNBP tertinggi diperoleh pada bulan April sebesar Rp3,32 miliar.
Kemudian September sebesar Rp3,19 miliar, Agustus Rp3,09 miliar, Juli sebesar Rp2,9 miliar, Oktober Rp2,64 miliar dan Juni sebesar Rp2,43 miliar. BTNGR mencatat sebanyak 189.091 wisatawan mengunjungi Taman Nasional Gunung Rinjani sepanjang 2024. Terdiri dari 47.789 wisatawan mancanegara dan 141.302 wisatawan nusantara.
3. Puluhan ribu wisatawan mancanegara mendaki Rinjani

Sepanjang 2024, sebanyak 93.796 wisatawan yang mendaki Gunung Rinjani. Terdiri dari wisatawan mancanegara sebanyak 47.716 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 46.126 orang.
Sedangkan wisatawan yang melakukan aktivitas non pendakian sebanyak 95.295 orang. Terdiri dari 73 wisatawan mancanegara dan 95.222 wisatawan nusantara.
Pendakian tertinggi tahun 2024 terjadi pada Agustus yaitu sebanyak 14.054 wisatawan. Kemudian bulan Mei sebanyak 13.285 wisatawan, Juli sebanyak 12.915 wisatawan, September sebanyak 11.386 wisatawan dan Juni sebanyak 11.377 wisatawan.
Sedangkan aktivitas non pendakian tertinggi di bulan Januari sebanyak 14.638 wisatawan, Oktober 12.745 wisatawan, November 11.335 wisatawan dan April sebanyak 10.760 wisatawan.
Yarman menambahkan bahwa insiden yang menimpa pendaki asal Brasil Juliana Marins menjadi bahan evaluasi terkait SOP pendakian, dan penambahan fasilitas keamanan dan keselamatan di Gunung Rinjani. "Ke depan, banyak hal kita lihat. Bagaimana fasilitas drone, penambahan tali, dan peralatan trekking perlu kita tambah," katanya.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) terutama bagi guide yang membawa tamu untuk mendaki Gunung Rinjani. Dia menyebut jumlah guide di kawasan Gunung Rinjani sebanyak 661 orang. Dari jumlah itu, baru 50 persen yang sudah bersertifikat.
"Separuhnya sudah punya sertifikasi. Tapi proses ke depan kita mempersiapkan bersama-sama dengan Dinas Pariwisata NTB untuk sertifikasi guide," jelasnya.