[WANSUS] Perjuangan TCC Nipah Lombok, Calon Penerima Kalpataru 2024

Berawal dari keprihatinan perburuan daging dan telur penyu

Lombok Utara, IDN Times - Penyu menjadi salah satu hewan langka yang hampir punah di dunia. Maraknya perburuan daging dan telur penyu mengundang keprihatinan Kelompok Pelestari Penyu Turtle Conservation Cummunity (TCC) di Pantai Nipah, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penyu merupakan hewan yang dilindungi di dunia. Saat ini, ada tujuh jenis penyu di dunia, enam di antaranya terdapat di Indonesia. Dari enam jenis penyu di Indonesia, tiga jenis terdapat di NTB. TCC Nipah Lombok Utara melakukan kegiatan pelestarian penyu sejak tahun 2018.

Inisiatif penyelamatan telur penyu dilakukan di sepanjang Pantai Nipah sejauh 3 kilometer karena semakin maraknya perburuan telur penyu untuk dijual. Sejak tahun 2018, kelompok pelestari penyu ini berhasil menyelamatkan 25.000 butir telur penyu dan melepasliarkan 9.700 ekor anak penyu.

Pada tahun 2024 ini, TCC Nipah masuk salah satu nominasi calon peraih penghargaan kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). TCC Nipah masuk nominasi calon penerima kalpataru 2024 kategori penyelamat.

Sebanyak 21 nominasi calon penerima penghargaan kalpataru di seluruh Indonesia pada 2024 dari empat kategori. Antara lain kategori perintis, pengabdi, penyelamat dan pembina.

Bagaimana perjuangan TCC Nipah Lombok Utara dalam menjaga dan melestarikan populasi hewan yang dilindungi tersebut hingga berhasil menjadi salah satu nominasi calon penerima kalpataru 2024?

Berikut wawancara khusus (Wansus) IDN Times bersama Ketua Kelompok Pelestari Penyu TCC Nipah, Fikriludin, Sabtu (25/5/2024).

1. Bisa diceritakan terbentuknya TCC Nipah hingga masuk nominasi penerima kalpataru 2024?

Untuk bisa masuk nominator penerima kalpataru ini memang membutuhkan perjuangan yang tinggi. Kami berdiri tahun 2018, sebelum bencana gempa bumi Lombok.

Mengapa kami melakukan konservasi penyu? Karena tahun 1985, terjadi perburuan penyu yang sangat masif bahkan sampai tahun 1990. Tahun 1985, penyu paling banyak diburu dagingnya.

Kemudian bagian-bagian tubuhnya juga diambil. Bahkan dari Flores sampai di sini memburu penyu. Sampai 2009, masyarakat lokal juga ikut memburu penyu bahkan dikonsumsi telurnya.

Berangkat dari hal tersebut, kami bersama teman-teman berupaya peduli terhadap lingkungan dan populasi penyu yang berada di Pantai Nipah.

Kalau tidak segera kami mengambil tindakan, otomatis penyu itu tidak akan dapat dijumpai generasi kita ke depan.

Konservasi penyu adalah salah satu yang sangat digemari wisatawan. Makanya kami semakin tertarik mengelola konservasi penyu ini secara intensif.

Berdasarkan kegiatan yang kami lakukan, pihak BKSDA dan Dinas Lingkungan Hidup NTB tertarik juga, bagaimana kami bisa dimasukkan dalam nominator kalpataru 2024

2. Mengapa tertarik melakukan konservasi penyu?

[WANSUS] Perjuangan TCC Nipah Lombok, Calon Penerima Kalpataru 2024Ketua Kelompok Pelestari Penyu TCC Nipah, Fikriludin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Awalnya saya bersama saudara, kebetulan kami nelayan juga dan asli orang sini. Melihat seringnya penyu naik bertelur, makanya berawal dari kepedulian.

Akhirnya kami bikin sebuah kolam kecil dulu, secara swadaya selama tiga tahun sejak 2018 sampai 2021.

Selama tiga tahun itu, kami melakukan secara swadaya, tidak ada yang mensupport kecuali BKSDA NTB dengan kebijakan atau aturan-aturan supaya kami bisa punya legalitas .

Kemudian kami bikin dua unit kolam, hingga menjadi 6 unit kolam. Kami kuras tanpa bantuan mesin, kami hanya melakukan konservasi penyu secara swadaya selama tiga tahun.

Baca Juga: Satu Paslon Independen Maju dalam Pilkada Serentak di NTB 

3. Apa saja jenis penyu yang dikonservasi di sini?

[WANSUS] Perjuangan TCC Nipah Lombok, Calon Penerima Kalpataru 2024Wisatawan lokal membawa anak-anaknya melihat konservasi penyu di Pantai Nipah Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada puncak musim bertelur penyu, satu kolam bisa menampung sampai 300 ekor anak penyu. Kalau musim bertelur, bisa menetas sampai 2.000-an sekor sekali musim.

Puncaknya pada bulan Mei. Memang setiap bulan ada cuma intensitasnya agak berkurang. Tetapi kalau bulan Mei memang puncaknya.

Dari enam jenis penyu di Indonesia dan tujuh jenis di dunia, kami punya tiga jenis penyu yang dikonservasi.

Ada penyu hijau, penyu lekang dan penyu sisik. Tetapi yang paling banyak di sini adalah penyu hijau kemudian disusul penyu sisik.

4. Apa yang dilakukan sehingga konservasi penyu ini dapat menarik wisatawan?

Semenjak adanya kegiatan konservasi penyu di Pantai Nipah ini, populasinya semakin bertambah. Ketika ada wisatawan yang mau snorkeling, dengan mudah mereka bisa menemukan penyu di Pantai Nipah dengan kedalaman tiga meter.

Sejak adanya kegiatan konservasi penyu di sini, banyak pelaku wisata juga menikmati. Termasuk penyewaan boat, snorkeling, diving dan sebagainya untuk menikmati wilayah pantai Nipah.

Banyak bule yang menikmati keindahan bawah laut sambil melihat penyu, apalagi di bulan Agustus.

5. Apakah ada donatur yang peduli dengan konservasi penyu di Pantai Nipah?

Konservasi penyu di Lombok ada di beberapa tempat seperti di Kuranji Lombok Barat, Pantai Mapak Indah Kota Mataram, Pantai Nipah dan Pantai Sedayu Lombok Utara. Kami hanya melakukan konservasi di Pantai Nipah.

Kami berterima kasih kepada tim, selama tiga tahun tanpa digaji, sampai hari ini kami tidak digaji. Tapi kami bersyukur, ada saja dari para donatur yang mau peduli dan memberikan sumbangan untuk biaya operasional.

Tapi sekarang kami ada donatur dari Pertamina, memfasilitasi pengadaan bangunan, pembangunan kolam.

Ketika stok anak penyu kami banyak, kami adakan event pelepasliaran penyu setiap hari Sabtu dan Minggu pada bulan Mei dan Agustus.

Tapi kalau di luar bulan itu, kami tidak melakukan pelepasliaran penyu, karena stok terbatas. Selain pelepasliaran di sini, kami ada relasi dengan pihak hotel di Gili Trawangan, untuk melepasliarkan di sana.

Baca Juga: Pendapatan Negara di NTB Capai Rp2,98 T, Didongkrak Aktivitas AMNT

6. Berapa lama proses penangkaran penyu di sini sampai dilepasliarkan?

[WANSUS] Perjuangan TCC Nipah Lombok, Calon Penerima Kalpataru 2024Telur-telur penyu dalam proses penetasan di TCC Nipah Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sekali bertelur bervariasi jumlah telurnya. Ada yang 74 biji, ada yang 128 biji. Umumnya kalau suhu panas sampai 45 hari menetas. Tapi kalau suhunya dingin sampai 75 hari.

Penyu itu naik bertelur biasanya malam hari. Selepas pukul 8 malam sampai menjelang subuh untuk jenis penyu hijau dan sisik. Tapi kalau penyu lekang biasanya naik bertelur siang atau sore.

Secara habitatnya, penyu itu bisa saja dilepas kapan saja. Begitu menetas, dia lari ke laut. Tapi kami di sini, menangkarnya beberapa bulan, supaya lebih besar. Jadi ada beberapa yang kami keep di sini, untuk kegiatan edukasi bagi anak sekolah.

7. Apakah ada awik-awik yang dibuat agar masyarakat tidak memburu telur penyu?

Sementara belum ada awik-awik. Cuma kami melihat ada beberapa komunitas lain ada yang peduli. Contohnya, ketika ada penyu tersangkut jaring nelayan, mereka bawa ke sini untuk dikarantina, kami lakukan treatment beberapa bulan baru kita lepas lagi.

Sejak ada konservasi ini dan pendekatan secara humanis, masyarakat sudah paham dan mengerti. Ketika mereka menemukan telur penyu, mereka bawa ke sini. Tidak lagi dimasak atau dikonsumsi.

Tetapi pola pikir masyarakat, ada yang paham dan tidak maka kita kasih tali asih. Awalnya Rp2.000 per butir, turun lagi Rp1.500. Sedikit demi sedikit kami coba lakukan pendekatan secara humanis.

8. Apa saja upaya yang dilakukan agar habitat penyu tetap terjaga di Pantai Nipah?

Selain konsen di konservasi penyu, kami juga punya program beach clean up terutama untuk pengurangan sampah plastik. Kemudian program restorasi terumbu karang. Karena aspek ini sangat penting untuk populasi penyu.
Sampah plastik yang banyak membuat kasus matinya penyu karena itu dimakan. Kenapa kami lakukan restorasi terumbu karang, karena penyu butuh tempat, itu sebagai rumahnya juga.

Baca Juga: Pj Gubernur NTB 'Warning' Kepala OPD Jangan Angkat Tenaga Honorer

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya