Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Video Call Mesum YouTuber di Lombok Tengah Tersebar, Warga Heboh!

Ilustrasi menonton video mesum (Unsplash.com/Charles)

Mataram, IDN Times - Warga di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dihebohkan dengan beredarnya dua potongan video call mesum seorang YouTuber. Warga dibuat heboh karena dua potongan video call mesum tersebut beredar di media sosial.

Dalam video call mesum yang beredar, korban diminta oleh pelaku membuka baju sehingga kelihatan bagian dadanya. Tidak sampai di situ, pelaku juga meminta korban untuk memperlihatkan area sensitif lainnya. Dua potongan video yang beredar masing-masing berdurasi 3 menit 7 detik dan 3 menit 26 detik.

1. DP3AP2KB NTB sebut kekerasan berbasis gender online

Kepala DP3AP2KB NTB T. Wismaningsih Dradjadiah (Dok. Istimewa)

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) NTB, T. Wismaningsih Dradjadiah mengatakan pihaknya akan berkoordinasi UPTD PPA Lombok Tengah mengenai kasus ini. Namun, Wismaningsih mengatakan hal itu masuk dalam kekerasan seksual.

"Itu kekerasan berbasis gender online. Nanti saya akan cek dengan yang di Lombok Tengah," kata Wismaningsih dikonfirmasi di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Sabtu (29/0/2022).

Wismaningsih mengatakan pihaknya akan mengadvokasi korban. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan UPTD PPA Lombok Tengah.

2. Senyum Puan juga akan berikan advokasi

Aktivis Perempuan NTB, Eno Liska Walini. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Koordinator Advokasi dan Pemberdayaan Senyum Puan NTB, Eno Liska Walini juga mengatakan pihaknya akan memberikan advokasi terkait kasus video call mesum yang viral di Lombok Tengah.

"Saat ini dalam proses kita diskusikan dengan kawan-kawan. Akan ada advokasi," kata Eno.

3. Cari celah untuk menjangkau korban

Ilustrasi pelecehan seksual (ANTARAnews)

Eno mengaku saat ini belum ada komunikasi dengan korban. Pihaknya masih mencari celah untuk dapat menjangkau korban.

"Karena kita kekhawatirannya nanti apakah dia merasa korban atau tidak. Kita masih lakukan analisis hukum dan sebagainya," tandas Eno.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Muhammad Nasir
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us