Terjebak Perang Sudan, Mahasiswa asal NTB Keluhkan Pasokan Logistik 

Puluhan mahasiswa NTB terjebak perang Sudan

Mataram, IDN Times - Sebanyak 28 mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat (NTB) terjebak di daerah perang saudara di Ibu Kota Khartoum Sudan. Perang hebat di antara pihak pasukan militer setempat dengan paramiliter Rappid Support Forces (RSF) yang dilaporkan sudah memakan ratusan korban jiwa warga setempat pada Sabtu 15 April 2023 pukul 09.00 waktu setempat.  

Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) belum mengevakuasi puluhan mahasiswa ini ke lokasi yang lebih aman. 

"Anak NTB kurang lebih 28 orang. Kita masih dalam siaga 2, evakuasi menjadi opsi jika sudah menjadi siaga 1, menurut hasil pertemuan zoom Kemenlu, KBRI dan WNI," kata mahasiswa asal Desa Darek Lombok Tengah NTB Danial Alya kepada IDN Times, Rabu (19/4/2023) dini hari. 

Danial sendiri menjadi salah seorang mahasiswa NTB yang terjebak di Sudan. 

1. Butuh pasokan logistik

Terjebak Perang Sudan, Mahasiswa asal NTB Keluhkan Pasokan Logistik ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah

Daniel mengatakan, para mahasiswa ini terus menjalin komunikasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI yang menjanjikan evakuasi saat kondisi perang Sudan dianggap siaga 1. Di mana sekarang ini,  kondisi perang Sudan masih dianggap berada dalam siaga 2. 

Permasalahannya, kata Daniel, logistik bahan makanan para mahasiswa ini semakin menipis. Karena sirkulasi ekonomi rakyat Sudan tidak berjalan sebagaimana mestinya akibat perang tersebut. "Kami butuh perhatian terkait terjadinya kelangkaan logistik, itu saja," ucap Danial.

Baca Juga: Mahasiswa Asal Lombok Terjebak karena Perang Saudara di Sudan 

2. Mahasiswa NTB dalam kondisi sehat

Terjebak Perang Sudan, Mahasiswa asal NTB Keluhkan Pasokan Logistik Tempat tinggal mahasiswa asal NTB yang dekat dengan daerah konflik bersenjata di Sudan. (dok. Istimewa)

Danial menambahkan puluhan mahasiswa NTB yang terjebak di perang Sudan dalam kondisi sehat. Namun, eskalasi konflik bersenjata antara tentara Sudan dengan paramiliter belum menunjukkan tanda-tanda akan menurun. 

"Eskalasi konflik bersenjata belum menurun, pihak militer masih melakukan upaya serangan udara termasuk di kawasan yang tidak jauh dari permukiman warga Indonesia. Rata-rata mahasiswa NTB kebanyakan di Kota Khartoum, soalnya battlefield-nya (medan perang) sudah masuk ibu kota," tuturnya.

3. Perkuliahan diliburkan

Terjebak Perang Sudan, Mahasiswa asal NTB Keluhkan Pasokan Logistik Sudan dan kelompok pemberontak menandatangani kesepakatan damai di Juba, Sudan Selatan, pada 3 Oktober 2020. twitter.com/M_Farmaajo

Danial menjelaskan perkuliahan di kampus diliburkan karena situasi yang sudah tidak kondusif. Mengingat area pertempuran sangat dekat dengan kampus dan asrama mahasiswa.

Terutama, Kampus Internasional University of Africa (IUA) yang terletak di Khartoum. Lokasinya sangat dekat dengan medan pertempuran. Bahkan, para mahasiswi asrama perempuan terpaksa diungsikan ke Auditorium Mu'tamarat IUA supaya lebih aman.

Saat ini, mahasiswa asal Lombok yang terjebak perang saudara di Sudan tinggal di Sekretariat PCNU Sudan, asrama kampus, rumah yang disewa dan masjid.

Ia bersama mahasiswa lain yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan mengupayakan agar kebutuhan-kebutuhan dasar pelajar dan mahasiswa dapat terpenuhi. Pihaknya berkoordinasi dengan Perwakilan Pemerintah Indonesia di Sudan.

Baca Juga: Muncul COVID-19 Varian Arcturus, Warga NTB Dianjurkan Pakai Masker

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya