Tambang Terkontraksi, Ekonomi NTB Hanya Tumbuh 1,8 Persen pada 2023

PDRB NTB triwulan IV 2023 mencapai Rp43,6 triliun

Mataram, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) sepanjang 2023 cuma tumbuh sebesar 1,8 persen. Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang hanya 1,8 persen karena sektor tambang mengalami kontraksi pada 2023.

"Sampai triwulan II 2023,tidak ada ekspor tambang. Izin ekspor konsentrat keluar pada bulan Juli," kata Wahyudin di Mataram, Senin (5/2/2024).

1. Sektor tambang mengalami kontraksi 10,39 persen

Tambang Terkontraksi, Ekonomi NTB Hanya Tumbuh 1,8 Persen pada 2023Lokasi proyek pembangunan smelter AMNT di Sumbawa Barat. Investasi sektor ESDM penyumbang tertinggi di NTB.(dok. Istimewa)

Wahyudin mengatakan ekonomi NTB yang tumbuh sebesar 1,8 persen pada 2023 ditopang oleh 15 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan. Sedangkan dua lapangan usaha mengalami kontraksi.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi sebesar 10,87 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,97 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 8,14 persen.

Selanjutnya, lapangan usaha jasa perusahaan tumbuh 7,40 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 6,94 persen, jasa lainnya tumbuh 6,50 persen, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,03 persen.

"Sementara itu, dua lapangan usaha lainnya yang terkontraksi yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 10,39 persen serta jasa keuangan dan asuransi sebesar 1,20 persen," papar Wahyudin.

Baca Juga: Jadwal Kapal DLU Surabaya - Lombok pada 5-11 Februari 2024 

2. Pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV sebesar 3,66 persen

Tambang Terkontraksi, Ekonomi NTB Hanya Tumbuh 1,8 Persen pada 2023Kepala BPS Provinsi NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, kata Wahyudin, pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV 2023 dibandingkan triwulan IV 2022 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen. Pertumbuhan terjadi pada 15 lapangan usaha sedangkan 2 lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi.

Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah jasa keuangan dan asuransi sebesar 10,31 persen, jasa lainnya sebesar 7,84 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 7,82 persen. Selanjutnya, lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh 6,53 persen, ertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 5,45 persen dan jasa pendidikan tumbuh 5,1 persen.

Sedangkan, lapangan usaha yang terkontraksi yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 0,26 persen dan pengadaan listrik dan gas sebesar 0,17 persen.

3. Sektor pertanian mengalami kontraksi

Tambang Terkontraksi, Ekonomi NTB Hanya Tumbuh 1,8 Persen pada 2023Petani di Kota Mataram memanen padi di tengah ancaman El Nino pada 2023 lalu. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ditambahkan, ekonomi NTB triwulan IV 2023 dibandingkan triwulan III 2023 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 1,44 persen. Diungkapkan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah pertambangan dan penggalian sebesar 33,14 persen.

Selanjutnya, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi tumbuh 14,40 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial Wajib tumbuh 6,71 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,04 persen dan jasa perusahaan tumbuh 2,36 persen.

Sementara itu, beberapa lapangan usaha lainnya yang terkontraksi yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 16,15 persen, industri pengolahan sebesar 15,51 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 5,33 persen. Kemudian penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 2,76 persen serta transportasi dan pergudangan sebesar 1,72 persen.

Perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan IV-2023 mencapai Rp 43,60 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 26,86 triliun

Sepanjang 2023, dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar 10,87 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,98 persen.

Baca Juga: Jadwal Kapal Rute Lombok - Situbondo pada Senin 5 Februari 2024

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya