Ponpes Al Aziziyah Persilakan Investigasi Dugaan Penganiayaan Santri

Ponpes menunggu hasil visum rumah sakit

Lombok Barat, IDN Times - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) mempersilakan aparat kepolisian dan lembaga terkait untuk melakukan investigasi mengenai dugaan penganiayaan santri inisial NI.

Kuasa Hukum Ponpes Al Aziziyah Herman Soerenggana mengatakan investigasi tersebut untuk memperjelas penyebab santriwati yang masih koma di RSUD dr. Soedjono Selong Lombok Timur.

"Pondok tetap membuka diri kepada siapa saja yang berkepentingan yang ingin meminta penjelasan maupun ada lembaga yang ingin lebih dalam lagi menginvestigasi. Mari kita bersama-sama mencari apa sebenarnya yang terjadi ini," kata Sorenggana, Jumat (28/6/2024).

1. Klaim tak ada kekerasan berdasarkan hasil rekaman CCTV

Ponpes Al Aziziyah Persilakan Investigasi Dugaan Penganiayaan Santriilustrasi kamera CCTV (unsplash.com/Ibrahim Rifath)

Soerenggana mengatakan pihak Ponpes sudah memeriksa hasi rekaman CCTV. Tidak pernah ada tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan asrama Ponpes Al Aziziyah.

"Tidak pernah ada tindakan kekerasan. Sudah kita periksa CCTV, normal aktivitas seperti biasa. Tidak ada pemukulan itu. Kalau ada pemukulan, petugas atau pengasuhnya pasti menginformasikan, pasti ditangani," jelasnya.

Baca Juga: DJP Nusra Kumpulkan Rp1,49 Triliun Pajak di NTB dalam Lima Bulan

2. Tunggu hasil visum rumah sakit

Ponpes Al Aziziyah Persilakan Investigasi Dugaan Penganiayaan Santriilustrasi berkas (Pixabay.com/Mohamed_hassan)

Soerenggana mengatakan belum ada kesimpulan dari dokter RSUD dr Sodjono Selong terkait apa yang menyebabkan korban sakit parah seperti saat ini. Pihaknya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit untuk mengetahui penyebab sakitnya korban.

"Kami juga ingin tahu apa kejelasannya. Karena dari kronologi yang disampaikan di media, disampaikan pihak pelapor, orang tua santri kami. Itu kami juga sudah cek," terangnya.

3. Kaget NI sakit parah

Ponpes Al Aziziyah Persilakan Investigasi Dugaan Penganiayaan SantriIlustrasi koma. (Dok. Hellosehat.com)

Ia menceritakan kejadian pada tanggal 12, 13 dan 14 Juni 2024 di Ponpes Al Aziziyah. Keadaan NI pada tanggal 12, 13 dan 14 Juni, sangat berbeda dengan kondisi pada waktu dirawat di rumah sakit.

"Kondisi pada tanggal itu, memang dia ada bengkak di hidung, ada bekas bisul atau jerawat. Itu masih bisa aktivitas, masih bisa berjalan. Waktu dijemput pada Jumat 14 Juni 2024, masih bisa berjalan," tuturnya.

Dalam rentang waktu tanggal 12 - 14 Juni 2024, NI dirawat intens di Klinik Ponpes Al Aziziyah. Petugas kesehatan juga tetap mengontrol. Selanjutnya, pada 14 Juni 2024, NI dijemput oleh walinya dari Lombok Timur.

"Kami juga kaget, tiba-tiba santri kita ini dalam keadaan sakit yang parah. Itu informasi dari teman-teman media. Kami cek juga memang sedang dirawat di rumah sakit," jelasnya.

Soerenggana menambahkan pihak Ponpes sudah beberapa kali menjenguk NI ke rumah sakit. Kemudian sempat berbicara dengan orangtua dan keluarganya. Pihak keluarga juga bertanya kenapa kondisi NI bisa sakit parah seperti saat ini.

"Kita juga bingung apa sebabnya parah. Karena dokter juga belum ada kesimpulan akhir. Kesimpulannya hanya ada benjol di kepala dan lebam di hitung. Kami tak berani menduga-duga. Apakah dia benturan atau pukulan, tapi yang pasti di asrama, tidak pernah ada terjadi perkelahian. Kalau pun ada, pihak kepolisian juga bisa mencari itu. Kami membuka diri, silakan," tandasnya.

Baca Juga: Ada Bekas Benturan Benda Tumpul di Tubuh Santri Al-Aziziyah yang Koma

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya