Pengusaha Amerika Serikat Pesan Vanili Organik NTB Senilai Rp23 Miliar

Harga satu kilogram vanili mencapai Rp6 juta

Mataram, IDN Times - Produk hasil perkebunan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi incaran pengusaha luar negeri, salah satunya vanili organik. Pengusaha Amerika Serikat (AS) telah memesan vanili organik NTB senilai Rp23 miliar pada 2023.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB Baiq Nelly Yuniarti di Mataram, Rabu (10/5/2023) mengatakan bahwa vanili merupakan produk perkebunan yang cukup menjanjikan. Karena harga satu kilogram saja mencapai Rp6 juta. "Total pesanannya Rp23 miliar," sebutnya.

1. Petani Sembalun diharapkan mulai menanam vanili selain kopi

Pengusaha Amerika Serikat Pesan Vanili Organik NTB Senilai Rp23 MiliarPohon vanili (IDN Times/Kementan)

Dalam ekspor vanili tersebut, pengusaha AS bermitra dengan satu eksportir asal NTB yang bernama Muhir. Pesanan vanili organik senilai Rp23 miliar itu akan dipenuhi selama 2023. Pengirimannya dilakukan secara bertahap.

Nelly menjelaskan permintaan dari luar negeri cukup tinggi. Untuk itu, petani NTB terutama di wilayah Sembalun Lombok Timur diharapkan menanam vanili, selain menanam kopi. Menurutnya, daerah Sembalun sangat cocok untuk budidaya tanaman vanili.

"Karena ketinggian tempat lahan menentukan. Sehingga kita mencoba petani di Sembalun mulai menanam vanili selain kopi," ujar Nelly.

Baca Juga: 180 Km Jalan Provinsi Rusak Parah, NTB Butuh Anggaran Rp500 Miliar

2. Petani diminta beralih gunakan pupuk organik

Pengusaha Amerika Serikat Pesan Vanili Organik NTB Senilai Rp23 Miliarilustrasi ekstrak vanili (hhvanilla.com)

Mantan Kepala Diskominfotik NTB ini menambahkan pihaknya berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu yang membina petani. Supaya petani NTB melirik budidaya vanili yang menjadi komoditas ekspor.

Eksportir sendiri, kata Nelly, sedang mencari petani baru yang menanam vanili organik. Vanili organik diminati pasar ekspor karena konsumen luar negeri sangat memprioritaskan masalah kesehatan.

Untuk itu, petani NTB dilatih untuk beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik. Karena dari sisi harga, produk pertanian maupun perkebunan organik nilai jualnya lebih tinggi.

"Di satu sisi kita melatih petani mengurangi pupuk kimia. Karena produk organik nilai jualnya lebih tinggi. Bagaimana mulai mengalihkan pupuk kimia ke pupuk organik," terangnya.

3. Ekspor NTB masih didominasi barang galian tambang

Pengusaha Amerika Serikat Pesan Vanili Organik NTB Senilai Rp23 MiliarKepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor NTB masih didominasi barang galian tambang. Pada Maret 2023, nilai ekspor NTB sebesar US$ 149,44 juta. Nilai ekspor Bulan Maret 2023 yang terbesar ditujukan ke India sebesar 47,89 persen, disusul Cina sebesar 25,61 persen kemudian Jepang yaitu sebesar 25,36 persen.

Kepala BPS NTB Wahyudin merincikan kelompok komoditas ekspor NTB yang terbesar adalah barang galian atau tambang non migas sebesar US$ 146.511.546 atau 98,04 persen. Kemudian perhiasan atau permata sebesar US$ 1.199.842 atau 0,80 persen, ikan dan udang sebesar US$646.523 atau 0,43 persen, garam, belerang, dan kapur sebesar US$ 466.059 atau 0,31 persen serta biji-bijian berminyak sebesar US$ 424.690 atau 0,28 persen persen.

Baca Juga: Pungli Pelabuhan Kayangan, Dishub NTB Bantah Ada Mark Up Harga Tiket 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya