Pendaki Gunung Rinjani yang Tertipu OT Bertambah Jadi 143 Orang 

Sebagian besar pendaki yang tertipu dari Pulau Jawa

Mataram, IDN Times - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan pendaki yang tertipu jasa open trip (OT) ke Gunung Rinjani bertambah menjadi 143 orang. Kasus pertama terjadi pada 7 April 2024 dengan jumlah korban sebanyak 38 orang.

Kemudian pada 14 April 2024, pendaki yang tertipu sebanyak 105 orang. Pendaki yang tertipu jasa open trip sebagian besar berasal dari Pulau Jawa.

"Kalau yang penipuan dua kasus," kata Ketua Pokja World Class Mountainering Balai TNGR Budi Soesmardi di Mataram, Kamis (18/4/2024).

1. Pendaki tergiur harga paket pendakian yang murah

Pendaki Gunung Rinjani yang Tertipu OT Bertambah Jadi 143 Orang Ketua Pokja World Class Mountainering Balai TNGR Budi Soesmardi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Budi menjelaskan open trip adalah kelompok yang memberikan jasa pendakian secara bersama-sama. Ditegaskan open trip berbeda dengan trekking organizer (TO). Open trip tidak memiliki izin dari Balai TNGR sedangkan TO memiliki izin resmi dari Balai TNGR.

Ia menyebut jumlah TO di kawasan TNGR saat ini sebanyak 196 TO. Mereka mempekerjakan guide dan porter dari daerah lingkar Gunung Rinjani. Budi mengatakan ratusan pendaki yang tertipu jasa open trip karena tergiur harga paket pendakian yang murah.

Berdasarkan dua kasus yang terjadi pada April ini, mereka menawarkan harga paket pendakian ke Gunung Rinjani sebesar Rp400 ribu per orang. Lengkap dengan harga tiket, jasa guide, dan porter serta biaya transportasi menggunakan mobil pikap ke pos satu kandang sapi jalur pendakian Sembalun.

Padahal, harga paket pendakian ke Gunung Rinjani lewat TO paling murah Rp1,5 juta per orang. "Jadi mereka ini tergiur diskon, tapi itu tidak pada trekking organizer resmi sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan," tegas Budi.

Baca Juga: Balai TNGR 'Blacklist' 23.549 Pendaki ke Gunung Rinjani

2. Jasa open trip dikoordinir pendaki dari Sukabumi Jawa Barat

Pendaki Gunung Rinjani yang Tertipu OT Bertambah Jadi 143 Orang Petugas Balai TNGR mencegat ratusan pendaki yang tertipu open trip di pos 2 jalur pendakian Sembalun. (dok. Balai TNGR)

Ratusan pendaki dari Pulau Jawa yang telantar di Gunung Rinjani akibat ulah oknum pelaku open trip dikoordinir oleh seorang pendaki dari Sukabumi Jawa Barat atas nama Feri alias Pepeng. Pepeng mengorganisir 148 pendaki dari tiga jasa OT.

Dia bekerja sama dengan oknum yang mengaku TO dari wilayah Senaru Lombok Utara. Oknum yang mengaku TO tersebut menjanjikan bisa memenuhi tiket pendakian untuk 148 pendaki dari Pulau Jawa itu.

"Kita sudah meminta keterangan dari koordinator open trip. Itu ada tiga open trip bergabung menjadi satu melakukan kegiatan pendakian pada 14 April 2024," tuturnya.

3. Alasan petugas TNGR tidak mencegat di pos satu pendakian Sembalun

Pendaki Gunung Rinjani yang Tertipu OT Bertambah Jadi 143 Orang Pintu masuk pendakian Gunung Rinjani di Sembalun Lombok Timur. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dari 148 pendaki, hanya 43 orang yang bisa disediakan tiketnya. Sehingga sebanyak 105 pendaki yang terpaksa harus turun dari pos 2 jalur pendakian Sembalun karena tidak mengantongi tiket pendakian.

Budi menjelaskan alasan petugas TNGR tidak mencegat ratusan pendaki yang tidak memiliki tiket di pos satu. Karena mereka tidak melakukan check in di pintu masuk pendakian Resort Sembalun.

Ia menjelaskan banyak akses jalur pendakian Sembalun dari sejumlah desa setempat yang bermuara di pos 2. Sehingga Balai TNGR membuat pos skrining pendaki di pos 2. Di sinilah petugas TNGR memeriksa tiket para pendaki.

Selain dua kasus penipuan yang dilakukan jasa open trip, petugas TNGR juga menghalau sebanyak 32 pendaki asal Lombok Timur pada 12 April 2024. Mereka dipaksa turun dari pos 2 karena tidak memiliki tiket pendakian.

Baca Juga: Sosok Dokter Muda yang Hilang saat Memancing di Pantai Lancing Lombok

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya