Pameran Temporer Widya Saswata Ungkap Asal Usul Nama Mataram di Lombok

NTB dan DIY gelar pameran temporer

Mataram, IDN Times - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar Pameran Temporer Widya Saswata 'Mataram Islam Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat' di Mataram, 20 - 24 Agustus 2024.

Pameran temporer yang digelar di Gedung Pusat Geologi Museum NTB ini mengungkap asal usul nama Mataram di Lombok, yang menjadi ibukota provinsi NTB.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mengatakan NTB dan DIY punya hubungan sejarah sejak abad ke-15. Misalnya, wayang Sasak Lombok ternyata dari serat menak wayang di DIY. Selain itu, nama Mataram yang sekarang menjadi ibu kota provinsi NTB punya sejarah.

"Dulu waktu kerajaan Mataram Islam, ada Sunan Prapen yang pernah datang ke Lombok dengan 10 ribu pasukan. Ternyata pasukan itu membangun pemukiman di sini yang bernama Mataram atau Mentaram. Dan inilah yang menjadi nama dari ibu kota provinsi NTB," kata Nuralam di Mataram, Selasa (20/8/2024).

1. Budaya Sasak dan Yogyakarta punya kemiripan

Pameran Temporer Widya Saswata Ungkap Asal Usul Nama Mataram di LombokPameran Temporer Widya Saswata 'Mataram Islam Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat' yang digelar di Gedung Pusat Geologi Museum NTB yang digelar Dinas Kebudayaan DIY bersama Museum Negeri NTB, 20 - 24 Agustus 2024. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam Babad Lombok disebutkan bahwa pada saat ekspedisi meng-Islamkan wilayah NTB akhir abad ke-15 atau 1545 Masehi, Sunan Prapen berangkat bersama para mubalig dan armadanya didukung oleh puluhan kapal dengan tidak kurang dari 10 ribu pasukan.

Pasukan itu berasal dari daerah-daerah di Pulau Jawa seperti Mataram (Yogyakarta), Majalengka, Madura, Sumenep, Surabaya, Semarang, Gresik, Besuki Gembong, Candi, Betawi dan lainnya yang dipimpin oleh pemukanya masing-masing. Seperti Arya Majalengka, Ratu Madura Adipati Surabaya, Adipati Semarang, Patih Ki Jaya Lengkara Raden Kusuma Betawi dan lainnya.

"Itu menunjukkan bahwa relasi hubungan itu tidak hanya sekarang tapi jauh berabad-abad sebelumnya, masyarakat Sasak dan Jawa sudah punya relasi," jelas Nuralam.

Nuralam mengatakan banyak budaya Sasak yang mirip dengan Jogja. "Ada kesamaan bahasa, bahasa tempat, misalnya Mataram. Di sana juga ada Mataram," terangnya.

Baca Juga: Kasus Suhaili Diduga Nikah Tanpa Izin Berpotensi Dihentikan Polda NTB

2. Sejarah berdiri dan berkembangnya kerajaan Mataram Islam

Pameran Temporer Widya Saswata Ungkap Asal Usul Nama Mataram di LombokPengunjung menyaksikan pameran temporer di Museum Negeri NTB, Selasa (20/8/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pameran temporer 'Mataram Islam: Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat' bercerita tentang pusat ibukota pemerintahan dan wilayah penting Mataram saat berada di Yogyakarta yaitu Kotagede, Kerto/Pleret dan Imogiri.

Sakaningrat bercerita tentang asal mula kerajaan Mataram Islam di Kotagede, bahwa Kotagede sebagai cikal bakal dari Mataram Islam dan sampai saat ini masih melestarikan peninggalan kerajaan Mataram Islam.

Jayaningrat adalah masa jaya dari Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung serta surutnya Mataram Islam masa Sunan Amangkurat I yang berada di Kerto/Pleret. Kemudian Paraningrat yang berarti peristiratan, bahwa tempat peristirahatan para raja ada di Pajimatan Imogiri yang dibangun pada masa Sultan Agung.

Dijelaskan, pameran ini menampilkan sejarah berdiri dan perkembangan kerajaan Mataram Islam. Berbagai peninggalan budaya baik benda maupun tak benda yang menjadi saksi kebudayaan Mataram Islam. Kebudayaan ini juga masih bisa dijumpai masyakarat jika berkunjung ke daerah tersebut.

Nuralam menjelaskan pameran ini bermaksud untuk menceritakan mengenal keterkaitan Mataram Yogyakarta dan Mataram NTB dalam menyonsong HUT Kota Mataram yang ke-31 pada 31 Agustus 2024.

3. NTB dan DIY wakili Indonesia dalam pameran internasional 2025

Pameran Temporer Widya Saswata Ungkap Asal Usul Nama Mataram di LombokMuseum Negeri NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Nuralam menambahkan kerja sama Museum NTB dan Dinas Kebudayaan DIY karena menjadi perwakilan Indonesia dalam pameran Internasional Islamic Art Biennale yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi pada awal tahun 2025. Museum Negeri NTB dan Museum Sonobudoyo, Yogyakarta mewakili Indonesia dalam pameran internasional tersebut.

Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum secara gratis, berbagai aktivitas dapat diikuti, dan berbagai merchandise yang khas telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan DIY sebagai apresiasi terhadap partisipasi pengunjung.

"Stand photo booth juga kami sediakan gratis untuk mengabadikan pengalaman masyarakat yang berkunjung di pameran ini," tandasnya.

Baca Juga: Pemprov NTB Buka 34 Formasi CPNS Dokter Spesialis Meski Kurang Peminat

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya