Mengapa Hujan di Musim Kemarau Pulau Lombok? Ini Penjelasan BMKG

Daftar daerah level awas dan waspada kekeringan di NTB

Mataram, IDN Times - Beberapa hari terakhir, hujan mengguyur wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok. Padahal, saat ini wilayah NTB sedang dalam periode musim kemarau dengan potensi kekeringan meteorologis yang semakin meluas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok memberikan penjelasan terkait fenomena hujan yang terjadi di musim kemarau ini.

1. Anomali suhu muka laut di perairan utara NTB

Mengapa Hujan di Musim Kemarau Pulau Lombok? Ini Penjelasan BMKGBadan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau hilal di langit Kota Makassar untuk menentukan 1 Syawal 1445 Hijriah. Selasa (9/4/2024)/Istimewa

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Ari Wibianto menjelaskan, bahwa hujan yang mengguyur Pulau Lombok di musim kemarau disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

"Hujan beberapa hari ini di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan," kata Ari kepada IDN Times, Senin (1/7/2024).

Ari juga menyebut bahwa nilai anomali suhu muka laut yang cukup signifikan di perairan utara NTB memungkinkan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah NTB beberapa hari ke depan. Selain itu, faktor labilitas udara di wilayah NTB yang cukup tinggi serta kelembaban massa udara yang basah dari lapisan 850-500 hPa mendukung terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Pada periode musim kemarau seperti saat ini, Ari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bersifat lokal dan tiba-tiba.

"Masyarakat disarankan selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu sebelum beraktivitas," tambahnya.

Baca Juga: Bawaslu NTB Temukan Pantarlih Tak Datangi Rumah Pemilih saat Coklit

2. Kategori rendah 0-50

Mengapa Hujan di Musim Kemarau Pulau Lombok? Ini Penjelasan BMKGLaporan gempa di Kabupaten Malang pada Selasa (21/5/2024) dari BMKG. (Dok. BMKG)

BMKG Stasiun Klimatologi NTB menjelaskan bahwa curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Juni 2024 secara umum berada dalam kategori rendah yaitu 0-50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III Juni 2024 di wilayah NTB umumnya didominasi kategori bawah normal.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Ni Made Adi Purwaningsih mengatakan, bahwa curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan Lenek Duren, Kabupaten Lombok Timur, sebesar 78,5 mm/dasarian.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH), wilayah NTB umumnya bervariasi mulai dari kategori sangat pendek (1-5 hari tanpa hujan) hingga ekstrem panjang yaitu di atas 60 hari tanpa hujan. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima, sepanjang 69 hari.

Pada dasarian I Juli 2024 (1 – 10 Juli 2024), peluang curah hujan diprediksi sangat rendah. Potensi curah hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian diprediksi terjadi di sebagian kecil wilayah NTB, antara lain Kota Mataram, sebagian Kabupaten Lombok Barat bagian utara, sebagian Kabupaten Lombok Tengah, sebagian Kabupaten Sumbawa bagian selatan, serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Bima dengan probabilitas di bawah 70 persen.

3. Waspada kekeringan di NTB

Mengapa Hujan di Musim Kemarau Pulau Lombok? Ini Penjelasan BMKGAsia News Network

Berdasarkan monitoring, analisis, dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan. Potensi kekeringan dengan level waspada dan awas terdapat di beberapa daerah di NTB.

Purwaningsih menyebutkan daerah level awas kekeringan di NTB antara lain Kecamatan Kilo dan Pajo Kabupaten Dompu; Kecamatan Belo, Lambitu, Palibelo, Sape Kabupaten Bima; Kecamatan Raba Kota Bima; Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur; Kecamatan Bayan Lombok Utara; Kecamatan Labuhan Badas, Unter Iwes Kabupaten Sumbawa; dan Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat.

Sedangkan daerah yang masuk level waspada kekeringan berada di Kecamatan Huu, Manggalewa, Woja Kabupaten Dompu; Kecamatan Sanggar dan Soromandi Kabupaten Bima; Kecamatan Sekotong Lombok Barat; Kecamatan Praya Barat dan Pujut Lombok Tengah.

Selain itu, Kecamatan Jerowaru, Kecamatan Keruak, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sakra Barat, Kecamatan Sikur, dan Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur; Kecamatan Gangga Lombok Utara; Kecamatan Alas, Buer, Empang, Moyo Utara, dan Rhee Kabupaten Sumbawa; serta Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, dan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca Juga: Orang Miskin di NTB Diklaim Turun, BPS Ungkap Lima Penyebabnya! 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya