Maleman, Tradisi Masyarakat Lombok Menyambut Peringatan Nuzulul Quran

Tradisi maleman pada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan

Mataram, IDN Times - Setiap bulan Ramadan, masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar tradisi maleman. Tradisi maleman digelar pada malam ganjil 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Tradisi maleman digelar masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok untuk memperingati turunnya kitab suci Alquran atau Nuzulul Quran dan menyambut malam lailatul qadar.

"Maleman ini sebuah tradisi memperingati turunnya Alquran sehingga masyarakat Suku Sasak menamakannya maleman," kata Ketua Majelis Adat Sasak (MAS) Lalu Sajim Sastrawan saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (22/3/2024).

1. Menyalakan dile jojor sebagai penanda Lailatul Qadar

Maleman, Tradisi Masyarakat Lombok Menyambut Peringatan Nuzulul QuranDile jojor. (dok. Istimewa)

Untuk memperingati turunnya Alquran dan malam Lailatul Qadar, masyarakat Lombok menggelar tradisi maleman. Tradisi maleman dilakukan dengan menyalakan dile jojor atau lampu obor kecil di masing-masing rumah sebelum berangkat salat tarawih ke musala dan masjid pada malam ganjil 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Sebagai bentuk kebahagiaan memperingati turunnya Alquran dan meyambut malam Lailatul Qadar, masyarakat Lombok membakar dile jojor. Menurut Sajim, bahan untuk membuat dile jojor tidak sembarangan. Tetapi menggunakan buah nyamplung yang dicampur dengan kapas.

"Kenapa menggunakan buah pohon nyamplung? Karena nyamplung merupakan pohon yang urat-uratnya berkaitan satu dengan lainnya," terangnya.

Baca Juga: Dikes: Penurunan Angka Stunting NTB Tertinggi di Indonesia 

2. Tradisi maleman didahului zikir dan doa

Maleman, Tradisi Masyarakat Lombok Menyambut Peringatan Nuzulul QuranTradisi Maleman. (duniasantri.co)

Sajim mengatakan Alquran merupakan kitab suci yang mulia, menjadi pedoman bagi manusia. Sehingga, malam turunnya Alquran disebut malam kemuliaan. Untuk itu, turunnya Alquran dan malam Lailatul Qadar selalu diperingati oleh masyarakat Lombok.

Sebelum tradisi maleman, masyarakat Lombok menggelar zikir dan doa di Musala dan Masjid sambil buka puasa bersama. "Tradisi maleman ini didahului zikir dan doa dengan membaca salawat nabi," jelasnya.

Kemudian masyarakat memasang dile jojor di sudut-sudut rumah. Hal ini punya makna sebagai penerang dan penanda malam Lailatul Qadar, yaitu di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

"Dile jojor itu tak bisa digantikan sama lilin. Walaupun terang benderang di rumah tetap saja pakai dile jojor. Karena itu sebagai lambang, memberikan penerangan bagi kehidupan," imbuhnya.

3. Tradisi maleman tetap dipertahankan masyarakat Lombok

Maleman, Tradisi Masyarakat Lombok Menyambut Peringatan Nuzulul QuranKetua Majelis Adat Sasak Lalu Sajim Sastrawan. (dok. Istimewa)

Sajim menyatakan tradisi maleman masih tetap dipertahankan masyarakat Lombok hingga saat ini. Tradisi maleman sebenarnya juga ada di Pulau Jawa. Tetapi tradisi maleman di Pulau Jawa hanya dilakukan oleh kalangan tertentu seperti keraton. Sedangkan tradisi maleman di Pulau Lombok, dilakukan oleh seluruh masyarakat di masing-masing rumahnya.

"Karena ini bentuk filosofi yang memberikan peringatan kepada kita. Bahwa Alquran adalah penerang, dijadikan pedoman, panduan dalam kehidupan kita. Siapa yang berpegang pada Alquran dan hadist, insyaallah hidupnya akan selamat. Itulah penerangan dalam bentuk maleman membakar dile jojor," terangnya.

Salah seorang warga Bonjeruk, Lombok Tengah, Anjani mengatakan tradisi maleman tetap dipertahankan masyarakat setempat. Tradisi maleman ini digelar masyarakat pada malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadan, yaitu tanggal 21, 23,25,27 dan 29.

"Habis salat magrib dile jojor ditanam di sudut rumah dan anak-anak keliling kampung membawa dile jojor. Kalau di Lombok Tengah, ada kepercayaan setiap bulan Ramadan ada Nuzulul Quran, roh orang meninggal dunia akan pulang ke rumah. Sehingga dile jojor jadi penerang," tutur Anjani.

Sebelum tradisi maleman, masyarakat setempat menggelar buka puasa bersama di masjid dan musala. Kemudian mereka buka puasa bersama di masjid dan musala.

Baca Juga: Pertamina Pastikan Stok BBM di NTB Aman selama Ramadan

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya