Lonjakan Kasus Rabies di Pulau Sumbawa dan Penanggulangan 

Pulau Lombok masih terbebas dari wabah rabies

Mataram, IDN Times - Lonjakan kasus rabies di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menimbulkan kekhawatiran serius. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB mencatat 108 warga di Pulau Sumbawa yang terinfeksi rabies setelah digigit oleh anjing liar yang terjangkit penyakit tersebut.

Lonjakan kasus tersebut terjadi pada bulan Januari dan Februari. Pada bulan Januari 2024, tercatat 50 kasus rabies di Pulau Sumbawa, sedangkan pada bulan Februari, angkanya meningkat menjadi 58 kasus.

1. Sebaran kasus rabies di Pulau Sumbawa

Lonjakan Kasus Rabies di Pulau Sumbawa dan Penanggulangan ilustrasi vaksin (istockphoto.com/kovop58)

Kepala Disnakeswan NTB, Muhammad Riadi, mengonfirmasi kepada IDN Times pada Sabtu (30/3/2024) bahwa kasus rabies paling banyak terjadi di Kabupaten Sumbawa selama dua bulan terakhir, dengan total 62 kasus.

Kabupaten Bima menyusul dengan 26 kasus, sementara Kabupaten Sumbawa Barat dan Dompu masing-masing melaporkan 10 kasus.

Riadi mengungkapkan bahwa pihaknya mengalami kesulitan dalam melakukan vaksinasi terhadap anjing liar di Pulau Sumbawa karena sulitnya menangkap hewan tersebut. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan kasus kematian akibat gigitan anjing liar adalah memberikan vaksinasi anti rabies (VAR) kepada korban.

"Kami telah menyiapkan banyak vaksin anti rabies di Puskesmas. Jika ada korban gigitan anjing, meskipun masih dalam status suspek, mereka langsung diberikan VAR," ujarnya.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2024, ini Jalur yang Rawan Longsor di NTB

2. Penanganan penyakit rabies

Lonjakan Kasus Rabies di Pulau Sumbawa dan Penanggulangan Kepala Disnakeswan Provinsi NTB Muhammad Riadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Meskipun sterilisasi dan pengebirian merupakan langkah terbaik dalam menangani anjing liar pembawa rabies, Riadi menyatakan bahwa keterbatasan anggaran menjadi kendala. Untuk mengatasi hal ini, beberapa organisasi non-pemerintah asing memberikan dana kepada pecinta hewan untuk melakukan sterilisasi anjing liar. Namun, jumlah anjing yang bisa disterilisasi setiap bulannya masih terbatas, sekitar lima ekor.

Riadi juga mengumumkan rencana kerja sama dengan Fakultas Kesehatan Hewan Universitas Udayana untuk melakukan sterilisasi anjing liar di Pulau Sumbawa. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan dilibatkan dalam tugas sterilisasi tersebut.

3. Pulau Sumbawa menjadi fokus penanganan rabies

Lonjakan Kasus Rabies di Pulau Sumbawa dan Penanggulangan ilustrasi anjing makan (pexels.com/Zen Chung)

Saat ini, Pulau Sumbawa menjadi fokus penanganan wabah rabies, sementara Pulau Lombok masih aman dari penyakit tersebut. Untuk menjaga Pulau Lombok tetap bebas dari rabies, Riadi mengatakan bahwa pihaknya melarang keras pengiriman hewan pembawa rabies (HPR) dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok, serta dari Pulau Bali ke Pulau Lombok.

"Kami menghadang masuknya anjing dari Pulau Sumbawa ke Pulau Lombok dan melarang lalu lintas HPR dari Pulau Sumbawa dan Pulau Bali ke Pulau Lombok, karena Bali dan Sumbawa merupakan daerah dengan kasus rabies," tegas Riadi.

Baca Juga: 65 Anggota DPRD NTB Terpilih Bakal Dapat Pin Emas Seberat 6,5 Gram

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya