Jatah Pupuk Subsidi Turun Drastis, NTB Hanya Peroleh 132 Ribu Ton

Daerah lumbung pangan, NTB minta tambahan pupuk subsidi

Mataram, IDN Times - Jatah pupuk subsidi untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2024, turun drastis. Tahun ini, NTB hanya mendapatkan jatah pupuk subsidi sebanyak 132 ribu ton, turun dibandingkan pada 2023 sebanyak 182 ribu ton.

Jatah pupuk subsidi yang diperoleh NTB jauh dari jumlah kebutuhan. NTB membutuhkan sebanyak 360 ribu ton pupuk subsidi per tahun.

"Tahun memarin jatah kita 182 ribu ton, sekarang 132 ribu ton. Jatah kita berkurang 50 ribu ton. Jatah tahun lalu saja kurang dari 50 persen. Sedangkan kebutuhan kita 360 ribu ton sebenarnya," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB Fathul Gani dikonfirmasi di Mataram, Senin (22/1/2024).

1. Pemerintah tambah anggaran pupuk subsidi Rp14 triliun

Jatah Pupuk Subsidi Turun Drastis, NTB Hanya Peroleh 132 Ribu TonAsisten II Setda NTB Fathul Gani. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebagai daerah lumbung pangan nasional, NTB akan segera bersurat ke Kementerian Pertanian untuk meminta tambahan jatah pupuk subsidi. Tahun ini, Pemprov NTB menargetkan produksi padi sebanyak 1,3 juta ton gabah kering giling (GKG).

Berdasarkan komunikasi sementara dengan Kementan, mereka berkomitmen untuk menambah jatah pupuk subsidi untuk NTB. Karena menurut Fathul, pemerintah pusat menambah anggaran sebesar Rp14 triliun untuk pupuk subsidi.

Baca Juga: Jadwal Kapal DLU Rute Lombok - Surabaya pada 22 - 28 Januari 2024

2. Amankan musim tanam pertama

Jatah Pupuk Subsidi Turun Drastis, NTB Hanya Peroleh 132 Ribu TonMusim tanam pertama padi di Lombok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mantan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) NTB ini menjelaskan jatah pupuk subsidi sebanyak 132 ribu ton tersebut untuk mengamankan musim tanam pertama.

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi telah meminta Distan TPH NTB untuk menyiapkan surat yang akan dikirim ke pemerintah pusat untuk meminta tambahan jatah pupuk subsidi tahun 2024.

"Pak Pj Gubernur sudah mengarahkan segera buat surat untuk menghadapi musim tanam berikutnya," terang Fathul.

Fathul menambahkan petani diharapkan juga melakukan pemupukan secara berimbang. Petani diharapkan jangan terlalu menggunakan pupuk kimia. Agar tanah tetap subur, petani disarankan menggunakan pupuk secara berimbang antara pupuk organik dan anorganik.

Idealnya, penggunaan pupuk kimia dalam satu hektare lahan sebanyak 100 kg sampai 150 kg. Tetapi sekarang banyak petani yang menggunakan pupuk kimia hingga 200 kg per hektare.

3. Penyimpangan distribusi pupuk subsidi

Jatah Pupuk Subsidi Turun Drastis, NTB Hanya Peroleh 132 Ribu TonTangkapan layar saat warga hadang truk pengangkut pupuk di Desa Ta'a Kecamatan Kempo (Dok/Istimewa)

Fathul menekankan pentingnya pengawasan distribusi pupuk subsidi di lapangan. Belum lama ini, aparat penegak hukum mengamankan 12 ton pupuk subsidi yang dikirim dari Sumbawa ke Pulau Lombok di Pelabuhan Pototano menggunakan mobil box.

"Yang kita khawatirkan jangan sampai pupuk subsidi dijual dengan harga non subsidi. Kalau pupuk subsidi harganya Rp2.250 per kg," tandasnya.

Baca Juga: Jadwal Kapal Rute Lombok - Situbondo pada Senin 22 Januari 2024

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya