Hidupkan Lahan Kering di NTB, Kementan Bakal Bagikan Ribuan Pompa Air

Optimalkan lahan tadah hujan untuk genjot produksi padi

Mataram, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) bakal memberikan bantuan ribuan pompa air kepada petani yang berada di daerah lahan kering atau tadah hujan di NTB. Bantuan pompa tersebut untuk mengubah lahan kering menjadi produktif dengan ditanami padi.

"Jadi lahan-lahan kering akan diberi pompanisasi. Itu lumayan banyak, ribuan hektare pada lahan tadah hujan di NTB. Akan dibantu dengan pompanisasi oleh Kementan," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Muhammad Taufiek Hidayat di Mataram, Selasa (19/3/2024).

1. Program darurat pangan

Hidupkan Lahan Kering di NTB, Kementan Bakal Bagikan Ribuan Pompa AirKepala Distanbun NTB Muhammad Taufiek Hidayat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Taufiek menjelaskan Kementan mengoptimalkan lahan-lahan pertanian dalam rangka meningkatkan produksi padi di Indonesia. Sehingga, lahan pertanian yang awalnya satu kali tanam, bisa menjadi dua kali tanam dengan adanya bantuan pompa kepada petani yang berada di daerah tadah hujan atau lahan kering.

Melihat luasnya lahan tadah hujan di Lombok dan Sumbawa, maka kemungkinan NTB akan mendapatkan ribuan bantuan pompa. Bantuan pompa untuk mengoptimalkan lahan kering ini masuk dalam program darurat pangan Kementan.

"Ada ribuan pompa untuk NTB. Diverifikasi dulu datanya selama seminggu ini. Ini bantuan dari Kementerian Pertanian untuk program darurat pangan," terangnya.

Baca Juga: [WANSUS] Pinalo, Produk Limbah Daun Nanas Lombok Menembus Pasar Eropa

2. Bantuan pompa diperkirakan pada bulan April

Hidupkan Lahan Kering di NTB, Kementan Bakal Bagikan Ribuan Pompa AirPetani mengais sisa sisa air dari sungai yang telah mengering dengan pompa. IDN Times/ Riyanto

Taufiek menyebutkan dalam lahan seluas 10 hektare akan diberikan bantuan satu unit pompa. Bantuan pompa akan diberikan kepada kelompok tani. Ia mengatakan bantuan ini diperkirakan akan turun pada bulan April mendatang.

Pasalnya, Kementan meminta pemerintah daerah melakukan pendataan petani yang berada di daerah tadah hujan dan memiliki sumber air di dekatnya.

"Ribuan pompa untuk NTB saja. Kita lagi melakukan verifikasi data dalam Minggu ini. Ini untuk petani di daerah tadah hujan yang ada sumber air dikasih pompa. Jadi satu pompa untuk 10 hektare. Kalau arealnya 50 hektare, maka diberikan 5 pompa," tandas Taufiek.

3. Produksi padi periode Januari - April diperkirakan turun ratusan ribu ton

Hidupkan Lahan Kering di NTB, Kementan Bakal Bagikan Ribuan Pompa AirIlustrasi panen padi (Dok.IDN Times/Istimewa)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB memprediksi produksi padi pada periode Januari-April 2024 turun sebesar 274,33 ribu ton. Penurunan produksi padi disebabkan menurunnya luas panen sebesar 43,46 ribu hektare atau 27,36 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 158,85 ribu hektare.

Pada Januari 2024, produksi padi di NTB diperkirakan sebanyak 32 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 570,03 ribu ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Januari−April 2024 diperkirakan mencapai 602,03 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 274,33 ribu ton GKG atau 31,30 persen dibandingkan 2023 yaitu sebesar 876,36 ribu ton GKG.

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kabupaten Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima.

Baca Juga: Prostitusi Online MiChat di Lombok Terbongkar, Tarif Mulai Rp300 Ribu

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya