Harga Pangan Meroket, NTB Datangkan 13.000 Ton Beras dari Jatim

NTB juga siapkan BTT untuk stabilisasi harga beras

Mataram, IDN Times - Harga pangan terutama beras di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih meroket. Harga beras medium mencapai Rp16.000 per kilogram, sedangkan beras premium mencapai Rp17.000 per kilogram.

Harga beras di NTB jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Dimana, HET beras medium untuk wilayah NTB ditetapkan sebesar Rp10.900 per kilogram. Sedangkan harga beras premium ditetapkan sebesar Rp13.900 per kilogram.

Untuk menstabilkan harga beras, Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB mendatangkan sebanyak 13.000 ton beras dari Bulog Jawa Timur (Jatim). Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB Abdul Aziz dikonfirmasi di Mataram, Kamis (22/2/2024).

"Jadi untuk stok bulog, yang lagi diluncurkan ke NTB sekarang sedang dikirim dari Jawa Timur 13 ribu ton beras dalam perjalanan, informasi yang kita dapatkan dari Bulog," sebut Aziz.

1. Pemprov NTB punya CBP sebanyak 56 ton

Harga Pangan Meroket, NTB Datangkan 13.000 Ton Beras dari JatimIlustrasi beras. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pemprov NTB sendiri, kata Aziz, punya cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 56 ton. Sebanyak 3 ton sudah dikeluarkan ke Sumbawa dan satu ton ke Lombok Tengah untuk korban bencana alam.

Mengatasi meroketnya harga beras, Aziz menyebutkan ada tiga instrumen yang dilakukan pemerintah. Pertama, penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat miskin. Kedua, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan ketiga melakukan gerakan pasar murah.

Aziz mengatakan sisa CBP sebanyak 52 ton cukup untuk mengantisipasi lonjakan harga beras jelang Ramadan. Apalagi akan datang pasokan beras dari Bulog sebanyak 13.000 ton.

Baca Juga: Harga Beras di NTB Meroket, Pj Gubernur: Intensifkan Pasar Murah!

2. Kebutuhan beras di NTB sebanyak 500 ribu ton setahun

Harga Pangan Meroket, NTB Datangkan 13.000 Ton Beras dari JatimPenjabat Sekda NTB Ibnu Salim. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Aziz memyebut kebutuhan beras untuk konsumsi di NTB sebanyak 500 ribu ton. Pada 2023, produksi beras di NTB mencapai 1,3 juta ton. Saat ini, panen padi di NTB masih bersifat sporadis. Artinya, NTB belum masuk musim panen raya. Panen padi hanya pada daerah yang punya irigasi teknis.

Penjabat Sekda NTB Ibnu Salim menambahkan Pemprov NTB sedang meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatasi melonjaknya harga beras. Salah satu langkah yang akan segera dilakukan adalah operasi pasar untuk menekan harga beras yang masih tinggi di pasaran.

"Ini sedang dipersiapkan, pekan ini sudah berjalan dan kita juga mempersiapkan dengan OPD dan pihak-pihak terkait," kata Ibnu.

3. Alokasikan BTT untuk stabilisasi harga pangan

Harga Pangan Meroket, NTB Datangkan 13.000 Ton Beras dari JatimIlustrasi beras. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB ini menyatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah meminta Pemda untuk mengalokasikan belanja tak terduga (BTT) untuk stabilisasi harga pangan.

Ia memastikan Pemprov NTB akan mengalokasikan BTT sesuai kebutuhan."Prisipnya BTT itu sesuai kebutuhan. Angkanya belum saya pegang. BTT itu bagian dari upaya mengatasi persoalan sosial yang harus diselesaikan," ucap Ibnu.

Baca Juga: Tarik Banyak Penonton, NTB Minta Tiket MotoGP 2024 Jangan Mahal-mahal

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya