Gubernur Minta Pengelolaan Sirkuit Mandalika Diserahkan ke Pemda NTB 

Buntut rencana penghapusan event WSBK di Sirkuit Mandalika

Mataram, IDN Times - Gubernur NTB Zulkieflimansyah meminta jika Holding BUMN Pariwisata InJourney tidak sanggup supaya pengelolaan Sirkuit Mandalika diserahkan ke Pemda NTB. Hal ini disampaikan buntut dari pernyataan Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney Dony Oskaria dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI.

Dalam RDP tersebut Dony mengatakan perusahaan akan menghapus event World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, mulai tahun depan. Karena Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebagai pengelola Sirkuit Mandalika mengalami kerugian sekitar Rp100 miliar dari penyelenggaraan event WSBK.

"Kalau memang InJorney gak sanggup diserahkan saja pengelolaan Sirkuit Mandalika itu pada kami Pemda NTB. Insya Allah, jangankan WSBK dan MotoGP, (event) yang lain pun banyak yang bisa kami lakukan dengan sirkuit yang luar biasa ini," kata Gubernur Zulkieflimansyah dalam akun media sosialnya dikutip, Sabtu (17/6/2023).

InJourney merupakan holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, terdiri dari PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko, dan PT Sarinah. Sedangkan MGPA merupakan anak usaha dari ITDC.

1. InJourney dan ITDC dinilai gagal menangkap pesan Presiden Jokowi

Gubernur Minta Pengelolaan Sirkuit Mandalika Diserahkan ke Pemda NTB Presiden Jokowi saat menjajal Sirkuit Mandalika. (presidenri.go.id)

Gubernur mengatakan dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, InJorney ingin menghapus event WSBK di Sirkuit Mandalika karena tidak menguntungkan secara finansial atau rugi. Sebagai entitas bisnis, keputusan menghapus event WSBK di Sirkuit Mandalika tentu bisa dimengerti.

Tetapi sebagai Holding BUMN Pariwisata, Zulkieflimansyah menilai InJorney sangat keliru. Ia menyebut InJorney dan ITDC tidak mampu dan gagal menangkap pesan khusus Presiden Joko 'Jokowi' Widodo yang menghadirkan Sirkuit Mandalika dengan event WSBK dan MotoGP. Alih-alih ingin menambah event balap di Sirkuit Mandalika, tetapi malah akan mengurangi.

"Padahal saya membayangkan alangkah hebatnya kalau WSBK, MotoGP, MXGP, Enduro dan lain-lain semuanya diselenggarakan di Mandalika oleh InJourney untuk menajamkan positioning NTB sebagai sport tourism sebagaimana dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Kita butuh gagasan dan ide baru untuk menciptakan satu destinasi pariwisata baru beyond Bali," ucapnya.

Baca Juga: Bukit Nanggi Sembalun Kawasan Hutan Rinjani Terbakar Seluas 10 Hektare

2. Dampak ekonomi harus jadi pertimbangan

Gubernur Minta Pengelolaan Sirkuit Mandalika Diserahkan ke Pemda NTB Penonton WSBK Mandalika memadati tribun merah putih pada final race WSBK Mandalika, Minggu (13/11/2022). (dok. MGPA)

Mantan Anggota DPR RI tiga periode ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan event olahraga seperti WSBK dan MotoGP pada tahap awal memang jarang yang langsung untung. Hampir dipastikan rugi karena sponsor masih terbatas dan mereka wait and see.

Tetapi sebagaimana ditegaskan Presiden Jokowi bahwa penyelenggara boleh saja rugi tetapi event tersebut memiliki dampak yang positif terhadap ekonomi. Sehingga, hal ini harus dipertimbangkan dan dijadikan acuan. Dari penyelenggaraan WSBK dan MotoGP, dampak ekonominya sangat positif berdasarkan kajian Badan Pusat Statistik (BPS) dan lembaga lain yang mengemukakan fakta itu.

Oleh karena itu, ketimbang latah ingin menghapus event WSBK di Sirkuit Mandalika karena alasan rugi, Zulkieflimansyah mengajak InJourney, ITDC dan MGPA bekerja lebih serius. Ia mengatakan orang-orang yang duduk di InJourney dan ITDC masih banyak yang tidak familiar dengan WSBK.

Menurutnya, InJourney dan ITDC tidak boleh lagi melaksanakan kegiatan semata-mata karena kewajiban. Tanpa passion pada event WSBK dan MotoGP, semua akan menjadi beban. Sehingga muncul keinginan untuk menghapus event WSBK karena alasan rugi.

"Ketimbang menghapus WSBK, ayo dievaluasi dari sekarang masalahnya apa, kenapa sponsor nggak mau mendukung, bikin tim yang lebih agresif dan melaksanakan event karena passion, bukan karena semata kewajiban dan memaknainya jadi beban," kata Zulkieflimansyah.

3. Pemda NTB punya pengalaman melaksanakan event MXGP dengan keterbatasan

Gubernur Minta Pengelolaan Sirkuit Mandalika Diserahkan ke Pemda NTB Pembalap HRC Team, Tim Gajser saat tampil di MXGP Samota, Minggu (26/6/2022). (mxgp.com)

Gubernur Zulkieflimansyah mengatakan dia tidak asal bicara. Karena Pemda NTB punya pengalaman dalam penyelenggaraan kejuaraan dunia balap motocross atau Motocross Grand Prix (MXGP) Samota, Sumbawa pada 2022 lalu. Dengan keterbatasan yang jauh lebih parah, tetapi event MXGP dapat dilaksanakan.

"Karena passion dan keinginan yang sangat besar untuk memajukan sport tourism di Mandalika dan NTB, semua kendala sedikit demi sedikit bisa teratasi. Kepahitan-kepahitan dan kerugian jadi pil pahit yang kami telan dan mampu menyembuhkan banyak hal. Kami belajar banyak," ucapnya.

Jika Pemda NTB dengan keterbatasannya mampu melaksanakan 2 seri event MXGP, maka InJourney dengan jaringan BUMN seharusnya bisa tetap menggelar WSBK di Sirkuit Mandalika. Menurutnya, BUMN-BUMN besar masih banyak yang melakukan promosi tetapi tidak efisien dan salah sasaran.

"Tinggal dibelokkan ke penyelenggaraan event di Mandalika, saya kira InJourney akan bisa untung atau minimal tidak rugi," tandasnya.

Baca Juga: Bencana Kekeringan Melanda 136 Desa, 224.395 Warga NTB Terdampak 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya