Cuaca NTB Panas 'Menyala' di Siang Hari, BMKG Ungkap Penyebabnya!

Simak penjelasan lengkap BMKG

Mataram, IDN Times - Dalam beberapa hari terakhir, cuaca di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), terasa panas terik. BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok menegaskan cuaca yang terasa terik belakangan ini di NTB bukan fenomena gelombang panas.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Nur Siti Zulaichah menjelaskan cuaca yang terasa terik disebabkan faktor gerak semu matahari. Untuk saat ini posisi matahari sedang bergerak menuju ke lintang utara dari titik ekuator.

"Selain itu, di wilayah NTB juga sudah memasuki musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau," terang Zulaichah dikonfirmasi IDN Times, Selasa (7/5/2024).

1. Penjelasan soal gelombang panas

Cuaca NTB Panas 'Menyala' di Siang Hari, BMKG Ungkap Penyebabnya!Data suhu panas di sejumlah wilayah berdasarkan data BMKG (dok. BMKG)

Zulaichah menjelaskan fenomena gelombang panas pada umumnya terjadi di lintang menengah hingga lintang tinggi. Serta terjadi pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.

Sedangkan wilayah Indonesia, secara geografis terletak di ekuator yang mana merupakan wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh perairan yang luas.

Selain itu, untuk masuk kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

Baca Juga: Ketimpangan Gender NTB 2023 Meningkat, ini Faktor Penyebabnya! 

2. Rata-rata suhu maksimum di NTB

Cuaca NTB Panas 'Menyala' di Siang Hari, BMKG Ungkap Penyebabnya!ilustrasi panas matahari (pexels.com/TMS Sam)

Zulaichah menambahkan, apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikategorikan sebagai gelombang panas.

Untuk wilayah Indonesia sendiri, variasi suhu maksimum masih dalam kisaran normal klimatologisnya dibandingkan tahun tahun sebelumnya.

Ia menyebutkan untuk wilayah Lombok, rata-rata suhu maksimum dari periode 2012-2023 di bulan Mei sebesar 31,6 derajat celsius.

Sehingga, ia menegaskan bahwa cuaca yang terasa panas terik di NTB belakangan ini bukan merupakan gelombang panas. Tetapi NTB sedang memasuki peralihan musim, dari musim penghujan ke musim kemarau.

3. Potensi hujan mulai berkurang di awal Mei

Cuaca NTB Panas 'Menyala' di Siang Hari, BMKG Ungkap Penyebabnya!Peta curah hujan di NTB pada dasarian III April 2024. (dok. Staklim NTB)

Sementara, BMKG Stasiun Klimatologi NTB mengatakan pada dasarian I Mei 2024 (1 – 10 Mei 2024) diprediksi potensi hujan di NTB semakin berkurang. Peluang curah hujan dengan intensitas di atas 20mm/dasarian dengan probabilitas di atas 50 persen hanya berpeluang terjadi di Kabupaten Lombok Barat bagian Utara, Kota Mataram, dan sebagian kecil Kabupaten Lombok Tengah bagian Utara.

Pada dasarian III April 2024, curah hujan di wilayah NTB secara umum dalam kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III April 2024 di wilayah NTB umumnya didominasi kategori atas normal.

BMKG Stasiun Klimatologi NTB mencatat curah hujan tertinggi di pos hujan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat sebesar 211 mm/dasarian.

Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada katagori sangat pendek yaitu 1 - 5 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa selama 13 hari.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Anggitya Pratiwi menjelaskan saat ini wilayah NTB berada pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau.

Untuk itu, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal, banjir dan tanah longsor.

Baca Juga: Tak Ada Konektivitas Transportasi, Pelabuhan Gili Mas Lombok Disorot

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya