Anak Muda NTB Ciptakan Teknologi AI Deteksi Kerusakan Jaringan Listrik

Startup teknologi Squadrones.ai dari Lombok

Mataram, IDN Times - Startup teknologi yang berbasis di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Squadrones.ai menciptakan terobosan teknologi menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Salah satu produk yang diciptakan adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan jaringan listrik menggunakan teknologi AI.

Co-founder/Business Development Squadrones.ai, Ashary Gartanto menjelaskan startup teknologi ini digawangi enam anak muda Lombok. Terobosan yang diciptakan adalah menghadirkan teknologi AI dengan menggunakan drone dan kamera sebagai perangkat utama.

"Produknya adalah sebuah inspeksi. Misalnya inspeksi jaringan listrik yang rusak. Kadang petugas PLN manjat tiang listrik melihat kabel atau trafo yang rusak atau tidak. Itu sebenarnya membahayakan," kata Gartanto saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Selasa (30/1/2024).

1. Deteksi kerusakan listrik tanpa harus memadamkan lampu

Anak Muda NTB Ciptakan Teknologi AI Deteksi Kerusakan Jaringan ListrikTim startup teknologi Squadrones.ai. (dok. Istimewa)

Gartanto menjelaskan jika pengecekan jaringan listrik dilakukan secara manual, maka harus dilakukan pemadaman. Tetapi dengan terobosan teknologi yang diciptakan menggunakan kecerdasan buatan, untuk mendeteksi kerusakan jaringan listrik tidak perlu dengan melakukan pemadaman.

"Dengan teknologi ini, bisa mendeteksi kerusakan jaringan listrik tanpa harus memadamkan lampu. Tiang listrik miring sekian derajat, ada dahan yang mengenai kabel listrik, trafo yang rusak bisa kita deteksi," ujar Gartanto.

Gartanto menjelaskan startup ini memfokuskan diri pada dua produk utama. Pertama, menyajikan solusi inspeksi yang dapat diterapkan di berbagai sektor, seperti perusahaan listrik, telekomunikasi/BTS, infrastruktur, jalan, hingga pemetaan kontur tanah.

Inspeksi dilakukan dengan mengedepankan keamanan, real-time, dan efisiensi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi pemindaian (scanning) objek melalui udara.

Dengan teknologi AI sebagai otak dan mesin utamanya, data inspeksi dapat secara langsung diolah dan diberikan analisis secara cepat dan akurat.

Baca Juga: Anggaran Kurang, Pemprov NTB Ajukan 500 Formasi CPNS dan PPPK 2024

2. Ciptakan objek tiga dimensi

Anak Muda NTB Ciptakan Teknologi AI Deteksi Kerusakan Jaringan ListrikMasjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB tiga dimensi. (dok. Istimewa)

Selain itu, kata Gartanto, Squadrones.ai juga memperkenalkan konsep menciptakan objek 3D atau tiga dimensi dari dunia nyata dengan menggunakan teknologi pemindaian (scanning). Inovasi ini menjanjikan potensi besar di berbagai industri, mulai dari penyajian visual 3D, perfilman, pengembangan game, 3D printing, hingga metaverse.

"Metode mereka dalam melakukan pemindaian objek dan menghasilkan objek 3D diharapkan dapat merevolusi cara pembuatan objek 3D, meningkatkan kecepatan, dan efisiensi biaya," terangnya.

Dikatakan, tim Squadrones.ai memiliki tekad kuat untuk mengatasi berbagai tantangan di berbagai sektor melalui pendekatan kreatif dan solusi yang efisien. Dengan produk inspeksi dan pembuatan objek 3D, mereka berusaha memberikan solusi yang membawa dampak positif di berbagai industri.

Pendekatan inovatif ini membuka peluang baru bagi berbagai industri untuk mengoptimalkan operasional dan menciptakan produk-produk baru yang revolusioner. Meskipun masih baru merintis, pihaknya memiliki tekad kuat untuk berusaha mencuri perhatian nasional dan hingga global dengan teknologi terkini dan mutakhir yang ditawarkan.

Mereka bercita-cita menjadi salah satu pemain besar di dunia teknologi. Selain itu squadrones.ai juga memiliki menjalankan misi sosial dengan salah satu produknya yaitu www.seribumasjid.com. Situs ini bertujuan untuk memberikan gambaran keindahan beragam arsitektur masjid di Pulau Lombok yang jumlahnya ribuan melalui objek 3D yang dapat di-zoom, diputar, dan dilihat dari berbagai sudut.

"Dan juga untuk melihat lokasi masjid tersebut, pengguna dapat melihat titik lokasi masjid tersebut pada sebuah visualisasi dalam peta," terang Gartanto.

3. Perkaya kemampuan teknologi pelajar SMK dan santri ponpes

Anak Muda NTB Ciptakan Teknologi AI Deteksi Kerusakan Jaringan ListrikCo-founder/Business Development Squadrones.ai Ashary Gartanto. (dok. Istimewa)

Startup Squadrones.ai digawangi enam anak muda NTB, antara lain Pahrizal Ma'rup, Hayi Nukman, Lalu Erfandi Maula Yusnu, Ashary Gartanto, Darmawan Zulkifli, dan Muhammad Hamdanil. Mereka telah berhasil menciptakan solusi teknologi yang menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dengan perangkat drone dan kamera secara canggih untuk mengoptimalkan solusi inspeksi dan pembuatan objek 3D.

Mereka adalah ahli teknologi yang sudah bekerja di sejumlah perusahaan di luar negeri. Seperti Eropa, Australia dan Singapura. "Ini orang-orang hebat yang tersembunyi di Lombok, ahli di bidang teknologi," ucap Gartanto.

Gartanto menyebutkan saat ini ada Komunitas Developer Lombok Dev yang sudah terbentuk. Komunitas ini bergerak di bidang sosial untuk memperkaya kemampuan siswa SMK dan santri pondok pesantren (ponpes) dalam bidang teknologi.

"Kita berikan sharing session secara free. Saya pinginnya setiap pondok pesantren saya kolaborasikan dengan Lombok Dev. Saya pingin bikin kelas pondok pesantren, kita kasi sharing session secara free," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Kapal Rute Lombok - Situbondo pada Selasa 30 Januari 2024

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya