8 Ternak di Lombok Mati Akibat Terjangkit Virus PMK
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Pulau Lombok semakin meluas. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB sampai 5 Juni 2022, jumlah sapi, kerbau dan kambing yang terjangkit virus PMK di Pulau Lombok sebanyak 17.917 ekor.
Dari jumlah tersebut, ternak yang sudah sembuh sebanyak 7.984 ekor dan 87 ekor dipotong paksa. Selain itu, sebanyak 8 ekor ternak mati akibat terjangkit PMK.
1. Rincian kasus ternak terjangkit PMK di Pulau Lombok
Kepala Disnakeswan Provinsi NTB drh. Khairul Akbar di Mataram, Senin (6/6/2022) merincikan 17.917 ekor ternak terjangkit PMK di Pulau Lombok. Dengan rincian Lombok Timur 8.800 ekor, Lombok Tengah 3.597 ekor, Lombok Barat 4.328 ekor, Lombok Utara 932 ekor dan Kota Mataram 260 ekor.
Ternak yang dipotong paksa sebanyak 55 ekor di Lombok Timur, Lombok Tengah 1 ekor, Lombok Barat 2 ekor, Lombok Utara 5 ekor dan Kota Mataram 24 ekor. Sedangkan 8 ternak yang mati tersebar di Lombok Barat 3 ekor dan Lombok Utara 5 ekor.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Dompu di Siang Bolong
2. Peternak kelimpungan
Meluasnya wabah PMK di Pulau Lombok membuat peternak kelimpungan. Karena hewan ternak yang terjangkit PMK tidak sebanding dengan ketersediaan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit yang menjangkiti hewan.
Sehingga banyak peternak menjual sapinya dengan harga murah karena takut merugi. Minimnya obat-obatan untuk mengobati PMK yang menjangkiti hewan ternak di Pulau Lombok membuat para peternak kelimpungan.
3. Ada solusi gunakan obat herbal
Disnakeswan Provinsi NTB memberikan solusi kepada peternak untuk menggunakan obat herbal untuk menyembuhkan ternak yang terjangkit PMK. Khairul menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait di kabupaten/kota.
Namun diakuinya, obat-obatan sangat terbatas. Sehingga tidak bisa maksimal melakukan pengobatan terhadap ternak yang terjangkit PMK. Berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten/kota, ditemukan obat herbal yang nantinya akan disebar kepada peternak di Pulau Lombok.
Baca Juga: Wagub NTB : Tambora Indah Seperti di Eropa