Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah mencoba mengendarai sepeda listrik di Gili Trawangan beberapa waktu lalu (Instagram lombok_ebike_builder)
Kompetisi Shell Eco Marathon dimulai di Perancis pada tahun 1985 dan hadir di kawasan Asia untuk pertama kalinya pada tahun 2010. Sepanjang sejarah penyelenggaraan Shell Eco Marathon di Asia, Tim Indonesia telah berhasil mencatatkan banyak pencapaian besar di ajang ini.
Salah satunya melalui Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dari tahun ke tahun secara konsisten meraih banyak penghargaan mengalahkan tim-tim pesaing lainnya dari berbagai negara di dunia.
Saat ini, sebanyak 78 tim mahasiswa yang berasal dari 13 negara di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, Korea Selatan, Arab Saudi, India, Pakistan, Kazakhstan, dan Nepal, telah terdaftar sebagai peserta untuk kompetisi Shell Eco Marathon Indonesia 2022.
Tim-tim mahasiswa peserta Shell Eco Marathon akan berkompetisi dalam dua kategori rancangan kendaraan yakni Urban Concept dan Prototype. Tim-tim mahasiswa akan menciptakan kendaraan khusus yang dapat menempuh jarak terjauh dengan konsumsi sumber energi yang paling sedikit. Adapun sumber energi atau bahan bakar untuk kendaraan yang digunakan juga bervariasi yakni baterai listrik, hydrogen fuel-cell, bensin, etanol dan atau diesel