Wisatawan mancanegara saat berkunjung di Gili Air, Desa Gili Indah Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kusnawan menambahkan target kunjungan wisatawan sebanyak 2 juta tahun 2023 bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Menurutnya, target itu bisa tercapai tergantung juga kondisi global. Apalagi, negara-negara di dunia terancam resesi akibat perang Rusia dan Ukraina.
"Yang kita harapkan makanya potensial market domestik sebagai alternatif. Karena di kondisi high season Juli - Agustus 2022 tembus 1.500 wisatawan ke Gili per hari. Kalau ngomong 2 juta sedikit, belum dari destinasi yang lain," ucapnya.
Lombok memiliki potensi yang besar dalam sektor pariwisata karena memiliki keunikan landscape yang indah. General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Rahmat Adil Indrawan mengatakan untuk meningkatkan trafik penumpang ke Lombok, butuh sinergi yang kuat antara Angkasa Pura I, pengelola pariwisata dan pemerintah daerah.
Dalam jangka panjang, pihaknya mengupayakan untuk memperbanyak penerbangan internasional ke Bandara Internasional Lombok. Saat ini, baru ada dua penerbangan internasional yaitu rute Singapura - Lombok dan Kuala Lumpur - Lombok.
Sedangkan upaya jangka pendek, bagaimana mengupayakan turis yang datang dari berbagai negara melanjutkan perjalanan ke Lombok. Ia menyebut, jumlah penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali sebanyak 24 juta setahun.
"Kalau dilihat Bali dan Lombok hanya 150 km jaraknya. Harusnya kita, ada potensi untuk menarik yang di sana masuk ke sini," kata Rahmat beberapa waktu lalu.
Sebelum pandemik COVID-19, jumlah penumpang di Bandara Internasional Lombok sebanyak 3 juta orang dalam setahun. Sedangkan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali mencapai 24 juta setahun.
"Kalau Pemda bisa menarik 20 persen saja dari Bali. Maka 4,8 juta penumpang. Itu sudah sangat besar buat Lombok dengan infrastruktur hotel dan lain-lain," ujarnya.