Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KEK Mandalika Lombok Tengah yang menjadi salah satu tujuan investasi di NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)
KEK Mandalika Lombok Tengah yang menjadi salah satu tujuan investasi di NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) mencatat perkembangan realisasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Akumulasi sejak beroperasi beberapa tahun lalu hingga Juni 2025, KEK Mandalika meraup investasi sebesar Rp5,74 Triliun.

Pgs General Manager The Mandalika ITDC, Agus Setiawan mengatakan Mandalika sekarang menjadi episentrum pariwisata NTB. Dengan digelarnya banyaknya event nasional dan internasional, KEK Mandalika menjadi jalan NTB menuju destinasi kelas dunia.

Agus menyebutkan, realisasi investasi di KEK Mandalika sebesar Rp5,74 triliun menyerap sebanyak 19.010 tenaga kerja. Pada 2025, pihaknya menargetkan realisasi investasi sebesar Rp537 miliar. Sampai Juni 2025, realisasi investasi mencapai Rp14,66 miliar atau 2,73 persen. Pada tahun ini, realisasi investasi di KEK Mandalika ditargetkan menyerap sebanyak 5.940 tenaga kerja.

"Kedepannya telah direncanakan pengembangan untuk daya dukung Mandalika seperti pembangunan terminal khusus yang sudah dalam tahap pengkajian. Kemudian pemberian insentif keringanan pajak hotel dan pajak hiburan di Mandalika. Sehingga hal itu akan makin meningkatkan investasi," kata Agus dalam diskusi publik bertajuk 'The Mandalika : Jalan NTB Menuju Destinasi Kelas Dunia' di Mataram, Selasa (23/9/2025).

1. Lima investor teken LUDA

Pgs General Manager The Mandalika ITDC, Agus Setiawan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada 2025, sebanyak lima investor telah menandatangani Land Utilization and Development Agreement (LUDA) dengan ITDC. Kelima investor tersebut adalah PT Nusa Indo Tenggara, PT Trias Pratama Multindo, PT Kenza Hospitality Investment, PT Kleo Mandalika Resort dan Absolute Racing.

Salah satu investor yaitu PT Kleo Mandalika Resort. Perusahaan penanaman modal asing (PMA) itu akan membangun hotel mewah bintang lima berkonsep Luxury Brand Collection dengan nilai investasi Rp2,1 triliun.

Agus ITDC tidak hanya fokus untuk mengembangkan dalam kawasan KEK Mandalika. Tapi pihaknya menyadari pentingnya pengembangan di luar kawasan, terutama daerah penyangga. Sehingga jualan paket wisata tidak hanya berpusat di Mandalika saja. Tetapi juga bisa menyasar destinasi yang diluar kawasan Mandalika.

"Kedepan memang diperlukan potensi di luar kawasan, bisa improve dalam pengembangan akses wisata. Paket wisata berkunjung ke sekitar Mandalika. Sehingga integrasi wisata harus dilakukan," kata dia.

Berdasarkan data Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB, kata Agus, terjadi peningkatan kinerja fiskal dengan meningkatnya penerimaan pajak penghasilan di sektor pendukung pariwisata seperti transportasi, akomodasi dan penyewaan di bulan September 2024 sebesar 278 persen dibandingkan peningkatan di bulan September 2023 sebesar 228 persen.

Kemudian peningkatan durasi pemakaian Sirkuit Mandalika menjadi 250 hari kalender/tahun. Hal ini berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah pengunjung kawasan untuk event sirkuit dan non sirkuit dari 827.000 orang pada 2023 menjadi 941.000 dari Januari sampai September 2024 dan okupansi hotel di kawasan Mandalika menjadi 50,48 persen dari Januari - September 2024.

2. Tantangan setiap penyelenggaraan MotoGP Mandalika

Diskusi publik bertajuk 'The Mandalika : Jalan NTB Menuju Destinasi Kelas Dunia' di Mataram, Selasa (23/9/2025). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Ahmad Nur Aulia memaparkan terkait dengan rencana tahapan pengembangan KEK Mandalika menuju destinasi wisata kelas dunia. Pengembangan dilakukan secara bertahap, dan setiap tahun dilakukan upaya peningkatan.

"Membangun Mandalika ini kalau kita analogikan seperti anak. Tahun pertama perlu kita bantu, tahun kedua sudah bisa jalan sendiri. Sampai dia nanti bisa mandiri. Jadi terus bertahap," kata Aulia.

Terkait penyelenggaraan event MotoGP Mandalika, diakuinya masih banyak hal yang harus dibenahi. Sebab dalam setiap event pasti terdapat tantangan tersendiri. Mulai dari permasalahan harga kamar hotel, tiket pesawat sampai transportasi lokal.

"Untuk mengatasi tantangan-tantangan itu, maka semua stakeholder harus bergerak. Bagaimana membuat harga tiket terjangkau, bagaimana membuat harga kamar hotel terjangkau. Maka kita semua harus kuat koordinasinya. Harus ada harmonisasi termasuk dengan pihak penyedia transportasi lokal," ujarnya.

Sementara, Kepala Diskominfotik NTB Yusron Hadi mengatakan bahwa Mandalika telah menjelma menjadi episentrum baru dalam pengembangan pariwisata NTB. Dengan adanya Sirkuit Mandalika, NTB menjadi destinasi sport tourism di Indonesia.

"Dampak ekonomi Mandalika mencapai ratusan miliar. Kita berharap hal positif ini tidak hanya di dalam Mandalika saja, tapi juga manfaat sosial ekonominya bisa juga dirasakan oleh masyarakat di luar lingkar Mandalika, yakni seluruh masyarakat di NTB," kata Yusron.

Menurutnya, Pemda kabupaten/kota harus punya kreativitas agar dampak ekonomi dari keberadaan KEK Mandalika juga dirasakan di daerah masing-masing. Sehingga, wisatawan juga tertarik mengunjungi destinasi wisata di luar KEK Mandalika yang tersebar di kabupaten/kota.

"Agar wisatawan tidak hanya di Mandalika, maka harus ada daya tarik, daya dukung terhadap destinasi kita yang ada di timur, utara bahkan di Sumbawa. Di situlah peran kabupaten kota, kolaborasi yang kuat untuk menghadirkan atraksi," ujar mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB itu.

3. Episentrum kebangkitan pariwisata NTB tidak hanya Mandalika

KEK Mandalika Lombok NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ketua Komisi II DPRD NTB Lalu Pelita Putra mengatakan pentingnya konsep pengembangan pariwisata yang terintegrasi di NTB. Sehingga aktivitas industri pariwisata tidak hanya terpusat di Mandalika, tetapi juga daerah lain bisa ikut merasakan dampaknya.

"Episentrum kebangkitan pariwisata NTB tidak semata Mandalika, tapi harus terintegral dengan destinasi wisata di NTB yang lain. Untuk mencapai itu maka harus dipikirkan konektivitas, faktor-faktor pendukung harus dibangun," kata Pelita.

Dia menekankan pentingnya kerjasama dalam pengembangan sektor pariwisata NTB. Menurutnya, membangun sektor pariwisata bukan saja menjadi tanggungjawab Dinas Pariwisata tetapi juga stakeholder terkait. Dia menjelaskan, DPRD NTB telah membentuk Perda Pariwisata Halal dan Perda Nomor 23 tahun 2025 tentang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.

"Untuk mencapai tujuan destinasi wisata kelas dunia itu, yang tidak kalah penting dan tidak bisa dilupakan adalah intervensi anggaran. Maka ini adalah kerja besar kita bersama," ujar Politisi PKB itu.

Editorial Team