Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hujan gerimis (pexels.com/Khoa Võ)

Mataram, IDN Times - Beberapa hari terakhir, hujan mengguyur wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok. Padahal, saat ini wilayah NTB sedang dalam periode musim kemarau dengan potensi kekeringan meteorologis yang semakin meluas.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok memberikan penjelasan terkait fenomena hujan yang terjadi di musim kemarau ini.

1. Anomali suhu muka laut di perairan utara NTB

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau hilal di langit Kota Makassar untuk menentukan 1 Syawal 1445 Hijriah. Selasa (9/4/2024)/Istimewa

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi ZAM Lombok Ari Wibianto menjelaskan, bahwa hujan yang mengguyur Pulau Lombok di musim kemarau disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.

"Hujan beberapa hari ini di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, disebabkan oleh aktifnya gelombang atmosfer yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan," kata Ari kepada IDN Times, Senin (1/7/2024).

Ari juga menyebut bahwa nilai anomali suhu muka laut yang cukup signifikan di perairan utara NTB memungkinkan adanya potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang di wilayah NTB beberapa hari ke depan. Selain itu, faktor labilitas udara di wilayah NTB yang cukup tinggi serta kelembaban massa udara yang basah dari lapisan 850-500 hPa mendukung terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Pada periode musim kemarau seperti saat ini, Ari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang bersifat lokal dan tiba-tiba.

"Masyarakat disarankan selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu sebelum beraktivitas," tambahnya.

2. Kategori rendah 0-50

Editorial Team

Tonton lebih seru di