Daffa Khalik Priliansyah (20) bertangan kidal mengaku tak kesulitan untuk beraktivitas seperti kebanyakan orang bertangan kanan (IDN Times/Rangga Erfizal)
Daffa Khalik Priliansyah, pemuda berusia 20 tahun ditemui IDN Times di kota Palembang bercerita, sehari-hari beraktivitas normal seperti kebiasaan orang lain dalam pekerjaan. Daffa merupakan seorang barista, dirinya lebih dominan menggunakan tangan kiri dalam setiap pekerjaannya.
"Kesulitan itu gak ada karena saya sudah terbiasa dan nyaman menggunakan tangan kiri. Paling hanya beradaptasi saja di lingkungan mayoritas pengguna tangan kanan," ungkap Daffa, Sabtu (13/8/2022).
Kisah inspiratif juga datang dari Atlet bela diri Kempo asal Denpasar, Mansy Singko (40). Dia mengungkapkan bahwa pengguna dominan tangan kiri tidak perlu berkecil hati ataupun memaksakan diri harus menggunakan tangan kanan. Ia justru merasakan keuntungan sebagai orang kidal. Sebagai atlet kidal bela diri, gerakannya cenderung tidak terbaca lawan.
Cerita yang hampir sama juga berasal dari seorang pemuda asal Kelurahan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung bernama Putra Jaka (27).
Terkait keuntungan hingga kelebihan menggunakan kecenderungan tangan kiri, Putra mengaku tak mengetahui atau menyadari persis kedua hal tersebut dari dalam dirinya. Meskipun demikian, ia menyadari cukup piawai memainkan beragam alat musik semacam gitar, piano, hingga bass.
"Ngeband saat ini gak begitu digeluti, karena teman-teman sekarang sudah pada sibuk sama kerjaannya masing-masing di luar aktivitas musik. Ya, termasuk saya, yang jadi karyawan setelah kuliah," katanya, seraya tersenyum tipis.
Hal berbeda dialami, Akbar Hari Mukti, seorang jurnalis dari Kota Semarang ini sudah kidal sejak kecil. Kondisi yang ia alami itu bukan karena sering menggunakan tangan kiri, tetapi dari dulu ia sudah nyaman menggunakan tangan kiri untuk beraktivitas.. Dia juga sering mendapatkan teguran.
Teguran-teguran terus dialami Akbar hingga ia bekerja sebagai jurnalis di media online di Semarang. Bahkan, saat menjalankan tugasnya di lapangan, ia juga kerap mendapat teguran ketika merekam wawancara dengan mengulurkan tangan kiri.
‘’Ya itu kan sudah otomatis saya pakai tangan kiri. Jadi spontan gitu. Terus kalau ditegur yang saya mengganti dengan tangan kanan,’’ ujarnya.
Hal yang sama juga dialami Alween Ong, seorang creativepreneur asal Medan yang juga memiliki pengalaman terlahir menjadi orang kidal. Bukan hal mudah menjadi satu di antara puluhan teman-temannya yang terbiasa menggunakan tangan kanan dalam keseharian.
Kepada IDN Times, Alween menceritakan pengalaman buruk saat ia duduk di bangku kelas enam Sekolah Dasar. Ia mendapat pernyataan menghakimi dari guru olahraganya. Kala itu, kemampuannya untuk mengikuti kompetisi bulu tangkis diragukan.
"Aku dulu menutupi kidal karena dianggap aneh. Dilarang ikut bulu tangkis, akhirnya jadi gak ikut kompetisi. Dinilai gak kompeten, kalau menggunakan tangan kiri itu bolanya gak ketebak ke arah mana," cerita Alween.
Diakui Alween, dalam kesehariannya ia masih lebih nyaman menggunakan tangan kiri, seperti menyetir mobil dan megang mikrofon jika sedang berbicara di depan umum. Namun untuk beberapa kegiatan, ia harus menyesuaikan kondisi.