Ilustrasi jalan rusak (IDN Times/Ervan Masbanjar)
Saat IDN Times berkunjung belum lama ini, situs Wadu Pa'a tampak sepi dan tak seramai di objek wisata lain. Betapa tidak, fasilitas penunjang guna memikat wisatawan seperti musala, toilet dan sejenisnya tidak ditemukan di kawasan setempat.
Tidak hanya di kawasan Wadu Pa'a, jalan setapak yang cukup curam sekitar 300 meter menuju tempat tersebut juga terpantau rusak parah. Batu dan kerikil bertebaran di ruas jalan.
Kepala Desa Kananta Aidin Abdullah yang dikonfirmasi membenarkan kondisi situs Wadu Pa'a yang tak terurus. Kondisi ini diakui kerap dikeluhkan ke Pemda Bima, meminta agar pengelola situs Wadu Pa'a dialihkan dari Pemerintah Provinsi Bali ke Pemda Bima.
"Misanya dikelola oleh Pemda, kami sebagai Pemdes bisa lakukan penataan dan merawat dengan baik. Selama ini kami dilema pada sistem pengelolaan itu," ujar dia yang dikonfirmasi via ponsel, Selasa sore (20/9/2022).
Meski demikian, dalam perencanaan pihaknya akan tetap melakukan penataan kawasan Wadu Pa'a. Karena menurut dia, cukup disayangkan jika situs tertua peninggalan sejarah dibiarkan terbengkalai dan tak terurus.
"InsyaAllah nanti kami akan bangun tempat duduk dan penataan lain di kawasan Wadu Pa'a, supaya menarik pengunjung," tutur Kades dua periode ini.
Selain lestarikan sejarah, perputaran ekonomi masyarakat setempat nanti juga akan meningkat. Karena semakin banyak pengunjung, makan semakin tinggi pula daya beli pengunjung terhadap jualan pelaku UMKM di wilayah setempat.